Tips Meningkatkan Produktivitas Diri Sendiri

Produktivitas yang tinggi dipercaya dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan dan kesuksesan yang diinginkan. Namun, terkadang sangat sulit untuk menjaga produktivitas agar tetap stabil. Apalagi untuk terus meningkat di setiap waktunya.

Selain dapat meningkat efisiensi kerja. Produktivitas juga dapat mencapai target yang ditetapkan dan mencapai kesuksesan dalam hidup pribadi maupun profesional.

Untuk itu, yuk ikuti tips ini agar produktivitas kerja dapat meningkat:

1. Cari tahu waktu-waktu produktif diri sendiri

Setiap orang memiliki waktu produktifnya masing-masing. Ada orang yang bisa sangat produktif saat pagi hari, siang, sore maupun malam hari. Untuk itu kita perlu mengetahui kapan waktu produktif kita. Waktu produktif ini adalah waktu kita bisa sangat bersemangat mengerjakan pekerjaan. Dengan mengenali waktu produktif, maka kita bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik mungkin.

Selain itu kita juga belajar disiplin terhadap diri sendiri. Yaitu dengan cara melakukan hal tersebut secara rutin di saat-saat waktu produktif tersebut. Secara tidak langsung kita akan membangun kebiasaan yang baik. Produktivitas juga terus terjaga.

2. Membuat prioritas kerja

Jika kita termasuk orang yang memiliki banyak pekerjaan yang berbeda-beda dalam satu waktu, maka kita perlu membuat daftar prioritas dari yang paling penting hingga paling tidak begitu penting. Kita harus membuat daftar prioritas tersebut dengan rapi dan urut. Tentukan juga waktu deadline-nya sehingga kita bisa fokus dan semangat dalam mengerjakan tugas.

Kelebihan dari membuat daftar prioritas, kita juga dapat mengetahui tugas apa saja yang memerlukan waktu lebih lama dan tugas mana saja yang bisa cepat selesai. Berusahalah untuk mengerjakan apa yang sudah diagendakan. Laksanakan jadwal dan jangan mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan agenda yang sudah dibuat.

3. Istirahat yang cukup

Meluangkan waktu untuk beristirahat itu sangat penting. Jika kita terus memaksa diri dan terus memforsir tenaga untuk bekerja, maka ini sangat tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental. Otak dan tubuh memerlukan istirahat untuk dapat kembali meningkatkan konsentrasi, kreatifitas, serta menyegarkan pikiran dan tubuh.

Waktu istirahat ini bukan berarti membuang waktu. Sebaliknya, justru berfungsi untuk isi ulang energi. Waktu istirahat adalah waktu kita menemukan waktu tenang kita untuk menyegarkan dan mengisi ulang tenaga dan pikiran. Beberapa penelitian merekomendasikan istirahat selama 15 menit setiap dua jam, namun kita juga bisa tentukan sendiri berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk istirahat agar produktvitas kerja meningkat.

4. Ciptakan suasana kerja yang nyaman

Tahukah kamu? Suasana kerja dapat mempengaruhi produktivitas seseorang. Suasana kerja yang nyaman mampu memberikan dampak positif, meningkatkan konsentrasi, motivasi, dan kinerja secara keseluruhan. Suasana kerja yang nyaman juga dapat membantu kita menjadi lebih fokus pada tugas yang sedang dikerjakan.

Lingkungan kerja yang baik bukan hanya soal ruangan kerja yang nyaman dengan perlengkapan kantor yang lengkap, tetapi juga rekan kerja atau tim yang saling membantu dalam suasana kerja yang mendukung.

5. Hindari kebiasaan menunda

Saat bekerja kita pasti pernah menunda tugas atau dengan berbagai alasan. Ada yang merasa tugas tersebut memiliki deadline yang lama, ada yang kurang menyukai tugas tertentu sehingga selalu menundanya, dan alasan-alasan lain.

Menunda-nunda pekerjaan bukanlah hal yang baik. Justru dapat menambah beban, dan tugas pun akan semakin menumpuk. Ini membuat kita stres akibat banyaknya tugas yang menumpuk. Akibatnya menghambat produktivitas dan waktu kita menjadi tidak efektif.

Gaji Besar-pun Takkan Cukup Jika Gaya Hidup Boros

Ada banyak orang berpikir dengan mendapatkan gaji besar, maka semuanya akan berjalan mulus. Seolah Anda telah merdeka secara finansial. Sebuah pepatah mengatakan: uang itu bisa diibaratkan seperti air. Jika tidak dialirkan ke saluran yang tepat, maka bisa bocor atau luber.

Lalu, bagaimana seharusnya sikap seseorang yang memiliki gaji besar agar tidak boros? Ada enam hal yang mesti dilakukan untuk mengalirkan uang ke pos-pos yang semestinya.

Anggaran bulanan

Anda mesti membuat anggaran bulanan, mengarahkan uang gaji ke pos-pos seharusnya. Dengan melakukan ini, Anda lebih mudah mencermati kemana aliran uang gaji Anda pergi. Tentu ini berlaku buat orang yang gajinya kecil maupun besar. Hanya saja, orang bergaji besar sedikit lebih leluasa melakukan ini-itu.

Bayar tagihan atau hutang

Ketika Anda membuat anggaran bulanan, pos pertama yang harus diprioritaskan adalah membayar tagihan atau hutang. Sebab, tagihan atau hutang, jika tidak dibayarkan tepat waktu akan memberi beban tambahan, yaitu bunga. Jadi, sebisa mungkin bayar tagihan tepat waktu. Dan Anda sebaiknya melunasi sebelum membuat hutang lagi.  Hidup tanpa hutang sesungguhnya jauh lebih baik.

Menabung

Pos kedua yang wajib dibuat, setelah membayar tagihan atau hutang, adalah menabung. Anda sebaiknya memprioritaskan bagian ini terlebih dulu, baru memprioritaskan kebutuhan. Jangan sampai dibalik, memprioritaskan kebutuhan baru memprioritaskan tabungan – ini salah. Jika perlu, maka Anda perlu membuat dua rekening – satu untuk meletakkan tabungan (jadi tanpa ATM) dan satunya lagi untuk keperluan sehari-hari (boleh menggunakan ATM).

Buat laporan keuangan harian

Kegiatan yang satu ini akan membuat Anda seolah-olah menjadi orang yang pelit dan penuh perhitungan. Namun ketahuilah hal ini perlu Anda lakukan untuk melihat arah uang harian keluar dari dompet. Jika sudah mengetahuinya, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk menilai apakah uang keluar sudah sesuai posnya?

Bandingkan pemasukan dan pengeluaran

Orang dengan gaji besar bisa jadi bertanya-tanya mengenai alasan dirinya harus memikirkan soal pemasukan dan pengeluaran? Toh, bulan depan, dia akan mendapatkan gaji lagi, ya kan? Pemikiran itu tidak salah, namun kurang pas. Sebisa mungkin Anda tetap harus mensinkronkan antara pemasukan dan pengeluaran.

Investasi

Anda harus “melek” investasi. Tentu sangat disayangkan jika Anda mendapatkan gaji besar, tapi tidak bisa mengembangkan uang tersebut bekerja untuk Anda. Itulah kenapa Anda perlu mempelajari instrumen investasi yang tepat bagi Anda sendiri.

Bekerja dengan gaji besar tentu merupakan anugerah tersendiri. Tidak semua orang berkesempatan untuk mendapatkannya. Namun, jangan mentang-mentang gaji bulanan besar, Anda tidak mau mengelolanya – merasa bahwa Anda “pasti” akan mendapatkan gaji besar itu terus adalah pemikiran yang salah.

Justru dengan gaji yang besar, Anda harus mengelolanya dengan bijak. Dengan gaji besar Anda bisa sedikit melakukan “manuver” keuangan. Anda bisa mengambil kursus atau pelatihan untuk diri sendiri yang dapat mendukung perkembangan karir Anda, sehingga peluang Anda untuk mendapatkan gaji lebih besar semakin terbuka.

Apa itu Kompetensi?

Apa itu Kompetensi?

Tingkat kemampuan seseorang dalam bekerja sehingga bisa berkinerja unggul seringkali disebut sebagai tingkat kompetensi.  Kompetensi dapat diukur secara relatif dengan suatu instrumen Penilaian Kompetensi, merupakan salah satu jenis tes kerja. Selain itu ada juga pengukuran perilaku dan juga tes psikologi, dan lain-lain. Kesemuanya merupakan bagian dari alat tes assessment center. Pembahasan mengenai kompetensi secara lebih lanjut bisa disimak sebagai berikut.

Definisi Kompetensi

Kompetensi adalah gambaran kemampuan individu dalam menuntaskan pekerjaan, merupakan bagian karakteristik seseorang yang dibentuk dari pengalaman, pendidikan, dan lingkungan sosialnya. Kompetensi menjadi salah satu ukuran dari kinerja atau performance yang ditampilkan karyawan. Kata kompetensi itu sendiri berasal dari bahasa Inggris, yakni competency, yang memiliki arti  kecakapan ataupun kemampuan, merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap  kepribadian yang bisa meningkatkan kinerja karyawan, sehingga diharapkan karyawan mampu memberikan kontribusi terhadap kesuksesan organisasi. Karenanya penting untuk melakukan penilaian kompetensi guna memprediksi perilaku karyawan dalam berbagai situasi kerja.

Sejarah Penilaian Kompetensi

Istilah penilaian kompetensi atau Competency assessment pertama kali diperkenalkan David McClelland di tahun 1973 dalam artikelnya yang berjudul Testing for competence rather than for intelligence. Di tahun 1982, Boyatzis melakukan pengumpulan data komprehensif dengan mempergunakan metode yang dikembangkan oleh McBer and Company, yakni Job Competence Assessment atau penilaian kompetensi kerja. Mulai saat itulah kompetensi menjadi faktor penting untuk menilai kemampuan kerja karyawan dan menjadi pertimbangan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia.

Elemen Kompetensi

Terdapat tiga elemen kompetensi sebagai berikut:

Motives atau Motif. Motif adalah latar belakang mengapa seseorang memikirkan dan menginginkan sesuatu. Pemikiran yang konsisten muncul pada diri seseorang sehingga menyebabkannya mengambil tindakan. Motif memunculkan ciri-ciri atau traits pada diri seseorang. Motif juga memunculkan respon-respon yang konsisten dalam berbagai situasi formal ataupun informasi.  Tindakan dan perilaku kerja seringkali didasari oleh motif-motif tertentu, sehingga memahami konsep diri, sikap, dan nilai-nilai yang dianut seseorang dapat memberikan gambaran tentang kemungkinan kinerja seorang karyawan.

Knowledge atau Pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seorang individu dalam suatu area spesifik yang tertentu.

Skill atau Keterampilan. adalah kecakapan seorang individu untuk menampilkan tugas fisik ataupun tugas mental tertentu yang dibutuhkan untuk menuntaskan suatu pekerjaan.

Berdasarkan bagiannya, kompetensi bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni:

Bagian Surface atau permukaan. Bagian kompetensi yang dapat dilihat dan dikembangkan disebut surface competency atau kompetensi permukaan. Kompetensi yang nampak dari luar dan lebih mudah diukur, yakni pengetahuan dan keterampilan atau keahlian.

Core atau Inti. Bagian kompetensi yang tidak dapat dilihat dan juga sulit untuk dikembangkan disebut dengan core atau sentral atau inti, yakni sifat, sikap, dan motif, juga nilai-nilai. Bagian inti menjadi dasar bagaimana kompetensi seseorang ditampilkan atau dikembangkan.

Demikian sekilas tentang kompetensi

Skill Entrepreneurship yang Wajib Anda Miliki

Skill entrepreneurship perlu terus ditambah dalam diri ketika kita memimpikan untuk menjadi pengusaha yang berhasil dan sukses. Menjadi pengusaha sukses tentu tidak bisa dicapai dengan waktu yang singkat, selain faktor kerja keras dan daya juang.

Kita juga perlu mempunyai keahlian atau skill entrepreneurship yang baik sehingga mampu menjalani bisnis dengan baik. Lalu skill apa saja yang perlu dimiliki agar menjadi pengusaha sukses?

Membagi tugas dengan baik

Salah satu skill entrepreneurship yang wajib dikembangkan adalah kemampuan mengorganisasikan beragam tugas dengan baik. Jika Anda sudah membuat rencana bisnis, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah bagaimana mengimplementasikannya.  Maka Anda  harus mampu membagi tugas karena tidak semua hal bisa Anda lakukan sendiri. Anda bisa memulai dengan mengatur prioritas dan jadwal kerja, serta pembagian pekerjaan. Dengan adanya jadwal dan pengaturan tersebut, maka Anda bisa mengevaluasi semua hal dengan lebih mudah sehingga tidak ada hal yang terlewat.

Selalu kreatif

Untuk menjadi entrepreneur sukses atau pengusaha yang berhasil, maka Anda juga perlu memiliki kemampuan berpikir kreatif. Kreatifitas diperlukan agar usaha Anda bisa tampil berbeda atau menonjol dalam kompetisi pasar. Disamping itu, Anda juga harus menjadi pribadi yang terbuka dalam menampung ide-ide baru dan mewujudkannya apabila ide tersebut menarik.  Kreatifitas tidak hanya soal produk dan jasa saja, tetapi juga mencakup segala proses bisnis, misalnya dalam mempromosikan atau menawarkan produk dan jasa kepada klien.

Selain kedua hal tersebut, memiliki fokus kuat dalam bisnis akan membantu Anda mengembangkan bisnis tersebut.  Artinya Anda tidak akan mudah berpindah bisnis hanya karena Anda melihat orang lain mudah menjalankan bisnis tersebut. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan dan kemampuan untuk terus belajar seumur hidup (lifelong learner).  Dengan memiliki mindset pembelajar, maka Anda bisa belajar tentang skill entrepreneurship lainnya untuk memaksimalkan potensi bisnis Anda.

Selamat menjadi pebisnis handal!

Pentingnya Tes Pikometri Untuk Rekrutmen Pegawai

Sebelum dihadapkan dengan pekerjaan baru Anda, tentu terlebih dahulu Anda harus mengirim lamaran, kemudian melakukan tes kerja bukan? Keberadaan tes kerja ini sendiri ternyata banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemampuan dan kompetensi calon pegawai.

Apa itu psikometri

Tes yang dimaksudkan disini dikenal juga dengan nama tes psikometri. Biasanya digunakan mandiri oleh perusahaan, ataupun juga digabungkan dengan metode assessment center. Metode tes psikometri sendiri ternyata sudah ada sejak tahun 1920-an dimana awalnya digunakan didalam seleksi anggota-anggota militer pada saat itu. Tak bisa dipungkiri, dunia militer memang jauh lebih berkembang dalam bidang pengukuran dan penilaian aspek mental manusia dibandingkan dengan bidang lainnya.

Dalam dunia kerja, penggunaan tes ini sangat penting untuk mengetahui apakah calon pegawai  sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan ataukah tidak? Dalam tes itu sendiri biasa ada beberapa tipe pertanyaan maupun aspek-aspek apa saja yang ingin digali dan dinilai dari seorang kandidat.

Berikut ini adalah ulasan ringkas terkait aspek-aspek yang diukur. Penggunaan tes psikometri ini sendiri bisa berguna untuk membantu Anda mengenali dan mengetahui bagaimana perilaku calon kandidat fit dengan kebutuhan perusahaan Anda.

Bagaimana pengukuran perilaku dilaksanakan

Perilaku sendiri merupakan sebuah hal yang dikerjakan oleh seseorang, baik itu bisa diamati secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya perilaku baru akan terjadi apabila ada stimulus dan kemudian sebuahh respon atau reaksi mengikuti. Bentuk-bentuk perilaku tersebut bisa digolongkan menjadi dua kelompok yaitu.

1. Perilaku tertutup

Pengukuran perilaku seseorang bisa dilihat dari jenis perilaku yang tertutup ini. Pada umumnya, jenis perilaku yang satu ini akan terjadi apabila stimulus tidak mampu diamati oleh orang luar dengan jelas. Respon seseorang terhadap reaksi masih cukup terbatas, seperti dalam bentuk perasaan, persepsi, harapan, dan lainnya.

2. Perilaku terbuka

Lain halnya dengan bentuk perilaku terbuka, perilaku ini bisa segera dilihat, seperti meliputi tindakan dan praktik dan bisa diamati oleh orang luar.  Misal, perilaku lapar, yang diikuti dengan makan dengan lahap. Orang lain bisa mengetahuinya karena terlihat dengan jelas.

Selanjutnya untuk dapat memahami perilaku kerja kandidat, maka dilakukan beragam tes. Termasuk didalamnya, tes psikometri dan penilaian kompetensi. Tes psikometri sendiri bisa digunakan untuk beragam tujuan. Misal, untuk tujuan mengukur kepribadian, minat, sikap kerja, kecerdasan, dsb.  Tes psikometri juga dapat dibangun untuk mengetahui ciri kepemimpinan seseorang.  Kepemimpinan sendiri merupakan sebuah kompetensi.  Sehingga untuk mengukur kompetensi kepemimpinan akan lebih tepat menggunakan assessment center yang dilengkapi dengan penggunaan tes psikometri.

Untuk itu, tes-tes psikometri tidak bisa dilepaskan penggunaannya dalam penilaian kompetensi kandidat.  Semakin beragam alat tes yang digunakan dalam mengukur kompetensi, akan semakin valid informasi yang diperoleh.

Demikian sekilas informasi terkait tes psikometri dan bagaimana hubungannya dengan penilaian kompetensi. Semoga bermanfaat.

Tiga Tes Kerja yang Harus Dijalani untuk Mengetahui Kompetensi Pelamar

Mencari kerja bukanlah hal yang mudah. Apalagi di tengah-tengah banyaknya kompetitor seperti sekarang ini dengan lahan kerja yang terbatas sedangkan jumlah pesaing semakin meningkat.

Proses seleksi juga tidak semudah dahulu saat jumlah pelamar masih terbatas. Untuk itu, perusahaan melakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan kandidat terbaik, salah satunya melalui tes atau asesmen. Setidaknya, ada tiga jenis tes kerja yang harus dilampaui, diantaranya yaitu:

Tes Psikotes

Tes kerja dalam bentuk psikotes adalah jenis tes yang cukup menakutkan. Ya, jenis tes ini pada dasarnya tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sedang melamar kerja, tetapi juga ditujukan bagi para calon mahasiswa yang bersaing untuk mendapatkan kursi di bangku magister dan doktoral.

Bisa di kata tes ini adalah momok bagi yang mengikutinya. Namun, cara menaklukkannya cukup mudah sebenarnya, yaitu dengan cara  rajin berlatih tes psikotes sejak jauh-jauh agar terbiasa dengan model soal yang diujikan. Dengan cara tersebut, Anda akan merasa lebih familiar dengan model soal yang disajikan.

Anda bisa cek model soalnya di mesin pencari, atau dengan membeli buku tes psikotes untuk mempelajarinya lebih lanjut. Jika sudah familiar, soal yang mulanya terasa sulit menjadi lebih mudah saat dikerjakan.

Tes wawancara

Tes wawancara sifatnya face to face. Walau sifatnya lebih ringan dibandingkan dengan tes  psikotes yang lebih menguras tenaga, tes wawancara memerlukan keahlian tersendiri agar pewawancara tertarik dengan Anda dan ingin mengetahui lebih jauh. Siapa yang menjadi pewawancara juga sangat bergantung pada posisi jabatan yang dilamar. Perusahaan yang besar, biasanya menggunakan jasa psikolog saat proses rekrutmen khususnya melalui tes psikotes dan wawancara.

Sayangnya, keberadaan psikolog sebagai pihak eksternal yang tergabung dalam proses perekrutan ini, membuat tes semakin berat karena menggunakan ilmu dan profesionalitas yang dimiliki psikolog. Perusahaan biasanya siap membayar mahal untuk itu untuk mendapatkan kandidat staf yang memiliki komptensi yang unggul.

Bagi perusahaan yang tidak ingin mendapatkan mengeluarkan banyak biaya untuk hire  psikolog, beberapa pihak internal yang ditunjuk sebagai pewawancara diantaranya adalah dengan user atau calon atasan calon pegawai. Bisa juga langsung dengan direktur atau pemilik perusahaan. Sukses wawancara tidak lepas dari performa yang menarik saat berhadapan dengan pihak pewawancara, mulai dari segi penampilan, logika berpikir, maupun cara penyampaian dan gestur yang ramah serta tidak berlebihan.

Tes Kesehatan

Tes yang terakhir adalah tes kesehatan. Tes ini dilakukan untuk memastikan bahwa calon staf dalam kondisi sehat fisik. Adapun prasyarat kesehatan yang diajukan masing-masing perusahaan berbeda-beda. Ada yang wajib tidak buta warna, ada yang meng-syaratkan kondisi paru-paru dalam keadaan normal, dan tidak mengalami keluhan kesehatan kronis seperti penyakit jantung dan hipertensi.

Berhasil lolos dari ketiga tes kerja di atas, potensi untuk diterima bergabung dalam perusahaan menjadi terbuka. Anda siap menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Pengembangan Karir

Perkembangan karir yang berjalan lancar tentu menjadi keinginan bagi siapapun. Setiap pekerja tentu ingin karirnya tak stagnan. Orang memilih suatu karir karena yakin pilihan karir yang ia tempuh akan membawanya jadi berkembang, baik berkembangnya finansial maupun kualitas hidup.

Dampak pengembangan karir dapat berupa peningkatan status yang berarti bertambahnya gaji atau jabatan yang lebih tinggi.  Bisa juga meningkatnya keahlian dan kapasitas diri sehingga nilai kita sebagai pekerja akan terus meningkat. Untuk memperoleh keduanya; seringkali dibutuhkan usaha yang serius dan berkelanjutan.

Terkadang pengembangan karir dapat diperoleh dengan melakukan terobosan. Baik, keberanian untuk mencoba hal baru di tempat kerja ataupun keberanian untuk dipindah ke posisi yang belum dikuasai.

Dikutip dari Forbes, penelitian The LinkedIn Global Job Seeeker Trends menunjukkan bahwa alasan utama karyawan berganti pekerjaan adalah karena kurangnya kesempatan untuk mengembangkan karir. Alasan utama mereka tertarik pada perusahaan baru adalah jalur karir yang kuat.

Pengembangan karir progresif seseorang dapat dipengaruhi dari prestasi kerja dan melakukan tugas-tugas yang menantang yang dipercayakan kepadanya. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi seorang pekerja untuk diusulkan oleh atasannya mendapatkan promosi ke pekerjaan atau jabatan yang lebih tinggi di masa depan.

Pendidikan yang memadai, mengikuti kursus dan program pelatihan juga bisa menjadi salah satu faktor dasar dan berpengaruh langsung untuk pengembangan karir dalam perusahaan.

Selain itu kepribadian dan sikap kerja menjadi salah satu syarat yang diperlukan untuk bekerja pada posisi pekerjaan tertentu. Kepribadian dan sikap kerja karyawan merupakan salah satu faktor kunci yang berpengaruh langsung terhadap pengembangan karir. Tidak cukup kinerja bagus saja, perlu dukungan sikap kerja kita yang baik yang dapat mendorong pengembangan karir kita.

Pengembangan karir menjadi hal yang sangat penting untuk kita pahami. Hal ini  berkaitan dengan masa depan seseorang. Dalam jangka panjang, seseorang yang salah dalam menentukan karir tentu akan menjalani karir tersebut dengan terpaksa yang dapat berarti tiadanya pengembangan karir. Sebaliknya, seseorang yang sudah mengetahui dengan pasti karier yang akan dipilih, tentu akan mengalami pengembangan karir yang terus maju pula.  Saatnya Anda mencermati ke arah mana karir Anda berkembang di masa depan.

Pengukuran Perilaku. Apakah Itu?

Pengukuran perilaku menjadi salah satu elemen dalam assessment center bersama dengan tes psikometri yang juga merupakan instrumen dalam rekrutmen dan pengembangan pegawai.  Pengukuran perilaku digunakan untuk mengukur kompetens. Apa itu pengukuran perilaku?

Definisi Perilaku

Perilaku ialah tindakan ataupun aktivitas seorang individu yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung, yang memiliki bentangan yang sangat luas dan beragam.

Jenis-Jenis Perilaku

Perilaku  dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu;

1. Perilaku Tertutup atau Covert Behavior

Perilaku tertutup adalah respon individu terhadap suatu stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Perilaku ini sulit diamati, dan masih terbatas dalam bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan, atau kesadaran. Dapat juga berupa sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut.

2. Perilaku Terbuka

Perilaku terbuka adalah respon individu terhadap stimulus yang sudah berwujud dalam bentuk suatu tindakan yang nyata ataupun terbuka. Respon terhadap stimulus sudah nampak jelas dalam bentuk tindakan ataupun praktek. Perilaku ini dapat dengan mudah diamati dan terlihat oleh orang lain.

Pengukuran Perilaku

Pengukuran perilaku bertujuan untuk mengetahui apa perilaku yang muncul setelah seseorang mengalami stimulus tertentu. Suatu instrumen pengukuran perilaku mengukurnya melalui pernyataan-pernyataan terpilih yang didapat dari respon yang diberikan.  Instrumen ini telah diuji reliabilitas dan validitasnya sehingga akan dapat dipergunakan untuk mengungkap perilaku subyek tes atau responden.

Cara pengukuran perilaku dilakukan dengan meminta subyek tes untuk memberikan respon dengan memilih jawaban dari pilihan sikap perilaku yang ada pada lembar tes pengukuran perilaku.  Salah satu skala yang digunakan adalah skala Gutman. Respon kemudian dapat diberi skor nilai, misal, setiap jawaban ya akan diberi skor nilai 1 dan untuk jawaban tidak akan diberi skor nilai 0.

Perilaku atau sikap itu bukan suatu hal yang statis, namun dapat berubah atau diubah, meski mungkin akan memerlukan waktu yang lama.  Perubahan perilaku tersebut dapat terbagi menjadi sebagai berikut;

1. Perubahan Alamiah  (Neonatal Change)

Perilaku manusia akan selalu berubah sebagian perubahan itu sendiri bersifat temporer. Perubahan perilaku ini disebabkan karena suatu kejadian yang alamiah, seperti ketika dalam suatu masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan pada lingkungan fisik atau sosial, kemudian mengubah budaya serta ekonomi maka anggota masyarakat didalamnya, maka perilaku masyarakat atau individu dalam masyarakat tersebut  akan secara alamiah mengalami perubahan.

2. Perubahan Terencana (Planned Change)

Perubahan perilaku secara terencana ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh sang subyek, yang cepat lambatnya akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan dan kemauan untuk berubah atau readiness to change.

Persiapan Tes Kerja

Bagian HRD atau bagian sumber daya manusia selain menyelenggarakan assessment center untuk mengetahui tingkat kompetensi, juga melakukan penilaian kompetensi untuk program pengembangan pegawai.  Proses rekrutmen juga dapat menggunakan assessment center  guna menyaring kandidat menggunakan kriteria kompetensi.  Selain assessment center, apa saja tes lain yang menjadi dasar perusahaan untuk melakukan seleksi kandidat? Berikut adalah beberapa alat ukur yang biasa digunakan:

Psikotes

Istilah psikotes hanya ada di Indonesia. Ini istilah informal yang menunjukkan bahwa seleksi mengukur aspek psikologis individual yang mencakup kecerdasan, sikap, dan kepribadian. Alat psikotes yang sering digunakan oleh biro konsultasi psikologis diantaranya Wartegg, Krapelin, IQ test, tes grafis, EPPS, dan TAT.  Ada banyak sekali bocoran alat-alat ini jika kita meng-google.  Namun demikian, bocoran tersebut belum tentu benar karena ini hanya salah satu alat dan mengukur kepribadian membutuhkan beragam alat ukur, termasuk wawancara karena itu akan lebih baik jika tidak terlalu percaya dengan bocoran-bocoran tersebut.  Tidak perlu khawatir dalam menjalani psikotes ini, tak perlu juga melakukan persiapan yang berlebihan. Perhatikan stamina saat tes, tidur yang cukup, juga makan dan minum yang cukup sebelum menjalani psikotes. Konsentrasi tinggi dibutuhkan saat menjalani tes ini supaya hasilnya bisa maksimal.

Tes Psikometri

Pada  prinsipnya psikotes adalah juga tes psikometri. Tes psikometri menunjukkan bahwa alat ukur tersebut dibangun dengan pendekatan psikometri.  Alat tes yang dibangun dengan pendekatan psikometri akan menjadi alat ukur yang reliabel dan valid karena memang dibangun dengan teknik-teknik ilmiah yang terjaga.  Penyebutan tes psikometri menunjukkan bahwa perusahaan memilliki alat psikometri yang khas, tergantung tujuan dibangun.  Alat tes ini bisa dibangun dengan beragam tujuan, salah satunya untuk mengukur kecerdasan, kepribadian, minat, integritas, sikap kerja, dan kompetensi tergantung perusahaan ingin membangun tes psikometri untuk tujuan apa.  Nah, jika perusahaan menyebutkan tes psikometri, berarti kita tahu bahwa ini adalah  tes psikologis yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri untuk mengukur aspek psikologis kita.  Bisa jadi alat ini mengukur kompetensi atau bisa juga mengukur sikap kerja atau lainnya.  Karena sama-sama mengukur aspek psikologis, seperti juga psikotes, persiapan yang sama perlu dilakukan.  Yakin juga sama diri sendiri.  Semakin kamu percaya dengan kemampuan sendiri, semakin yakin kamu menjawab. Tapi jika sudah tidak percaya diri, maka akan semakin ragu-ragu yang berpotensi membuat kamu semakin ‘jatuh’.

Jika persyaratan administrasi sudah sesuai dan lolos, maka sebenarnya tidak perlu merasa khawatir, karena bisa dipastikan bahwa kandidat telah memenuhi persyaratan minimal yang dibutuhkan perusahaan, termasuk keterampilan dasar minimal, tinggal berusaha untuk lebih konsentrasi dalam berusaha supaya bisa mencapai skor nilai yang tinggi dibandingkan kandidat atau peserta tes, yang lain. Persiapan lain yang tak kalah penting adalah berdoa dan sarapan secukupnya, agar tidak mengalami gangguan konsentrasi dan agar dapat menjalani tes dengan lancar.

Tes Wawancara

Wawancara menjadi tahapan yang pasti ada dalam seleksi kerja.  Dalam wawancara kandidat akan bertemu dengan calon atasan atau orang HRD.  Ada banyak sekali tips dan trik wawancara di internet.  Kamu bisa juga cek ke www.konsultankarir.com.  Website ini menyediakan banyak sekali artikel persiapan wawancara yang bisa jadi kamu butuhkan untuk membantu kamu lebih siap dalam wawancara. Intinya, dalam wawancara pastikan untuk selalu jujur dengan cara tepat.  Kejujuran itu sangat penting, namun juga jika itu hal yang kurang baik, pastikan bahwa kamu telah belajar dari kesalahan tersebut.  Kandidat yang bersikap sopan dan jujur, serta optimis dan menjawab tiap pertanyaan yang diajukan dengan taktis dan cerdas, akan lebih menarik bagi pewawancara dibandingkan kandidat yang jujur, tapi naïf.  Ingat juga untuk berpakaia rapi dan bersih.

Manfaat Tes Psikometri dalam Coaching

Dalam proses coaching penggunaan tes psikometri sangat penting karena dapat memberikan insight untuk mendapatkan kesadaran diri coachee yang pada akhirnya menuju pada peningkatan diri. Selain itu report tes psikometri menjadikan dasar coach untuk memberikan feedback dan menjadi titik tolak untuk memahami cara berpikir saat ini dan mengajak coachee untuk merencanakan apa yang harus dilakukan di masa mendatang.

Berikut manfaat lain dari tes psikometri dalam coaching. (more…)

Our Partner