LOWONGAN KERJA!

“Ingin mengembangkan karier di dunia audit bersama tim yang profesional dan berpengalaman? Kami membuka kesempatan bagi Anda untuk bergabung sebagai Supervisor, Senior Staff, dan Junior Staff di kantor akuntan publik. Jika Anda memiliki minat dalam audit eksternal, memiliki ketajaman analitis, semangat untuk terus berkembang, dan ingin berkontribusi dalam proyek-proyek menantang, inilah saatnya untuk mengambil langkah berikutnya dalam karier Anda!”

Kualifikasi untuk Supervisor:

  • Laki-laki/Perempuan
  • Pendidikan: Minimal Sarjana (S1) Akuntansi.
  • Sertifikasi: Lebih diutamakan jika memiliki gelar profesi atau sedang dalam proses memperoleh CPA (Certified Public Accountant).
  • Pengalaman: Minimal lima tahun pengalaman kerja di bidang audit eksternal, dan setidaknya dua tahun di posisi supervisi.

Kompetensi:

  • Mampu menganalisis laporan keuangan dan mengidentifikasi ketidaksesuaian atau potensi risiko.
  • Memahami dan mampu menerapkan standar akuntansi (PSAK, IFRS, GAAP), regulasi terkait audit, dan praktek terbaik dalam industri audit.
  • Dapat menginterpretasikan data keuangan dan menemukan pola atau anomali dalam transaksi.
  • Menguasai proses audit dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian audit.
  • Mampu mengidentifikasi permasalahan yang kompleks dalam proses audit dan mencari solusi sesuai dengan regulasi dan standar audit.
  • Memahami metodologi audit berbasis risiko dan strategi pengujian substantif serta compliance testing.
  • Mampu menyusun dan menyampaikan laporan audit secara jelas dan profesional. 
  • Mampu berkomunikasi secara efektif dengan klien untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 
  • Memiliki keterampilan negosiasi yang baik dalam menjelaskan temuan audit kepada klien.
  • Mampu memimpin tim audit, memberikan arahan, dan memfasilitasi pertemuan audit.
  • Dapat bekerja secara independen maupun dalam tim dengan supervisi minimal.
  • Memiliki kemampuan supervisi yang kuat untuk mengelola tim, memprioritaskan pekerjaan, dan mengatasi tantangan yang muncul selama proses audit.
  • Dapat membimbing dan mengembangkan anggota tim.
  • Menjunjung tinggi kode etik profesi auditor dan prinsip independensi. 
  • Memiliki sikap skeptis profesional yang kuat dalam melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan.

Kualifikasi untuk senior staff:

  • Laki-laki/Perempuan
  • Pendidikan: Minimal Sarjana (S1) Akuntansi
  • Pengalaman: Minimal dua tahun dalam audit eksternal di Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kompetensi:

  • Mampu melakukan analisis yang mendalam terhadap laporan keuangan dan risiko audit.
  • Memahami standar akuntansi (PSAK, IFRS, dan GAAP) serta regulasi terkait audit.
  • Memahami proses audit dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyelesaian audit.
  • Mampu mengidentifikasi ketidaksesuaian dan permasalahan dalam proses audit.
  • Memiliki kemampuan komunikasi verbal dan tertulis yang baik, termasuk dalam menyampaikan hasil audit kepada klien.
  • Mampu membimbing dan mengarahkan junior auditor dalam pelaksanaan tugas audit. 
  • Dapat bekerja secara independen maupun dalam tim dengan supervisi minimal.
  • Mampu mendokumentasikan tugas-tugas atau temuan audit dengan jelas dan terstruktur.
  • Memiliki keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang baik.
  • Teliti dalam mengolah data dan informasi audit.

Kualifikasi untuk Junior Staff:

  • Laki-laki/Perempuan
  • Pendidikan: Minimal Sarjana (S1) Akuntansi
  • Pengalaman: lulusan baru (freshgraduate) atau memiliki satu tahun pengalaman dalam audit eksternal di Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kompetensi:

  • Memahami dasar-dasar akuntansi keuangan, auditing dan perpajakan.
  • Mengenali standar akuntansi yang berlaku, seperti PSAK, IFRS, atau GAAP.
  • Memiliki pemahaman tentang proses audit eksternal dan risiko audit.
  • Mampu menganalisis laporan keuangan dan mengidentifikasi ketidaksesuaian dasar.
  • Mampu mengarahkan diri sendiri dan bekerja dengan tenggat waktu yang ketat. 
  • Mampu bekerja dalam tim dan memiliki komunikasi yang baik dengan kolega dan klien.
  • Menjunjung tinggi kode etik profesi auditor dan prinsip independensi. 
  • Memiliki sikap profesional yang kuat dalam melakukan peran sebagai auditor.

Kesempatan ini terbuka bagi Anda yang ingin berkembang dan berkontribusi di dunia audit eksternal. Jika Anda memenuhi kualifikasi dan siap untuk mengambil tantangan baru, jangan ragu untuk melamar!

Kirimkan CV dan surat lamaran Anda ke rekrutmen@akuntansi.id  dengan mencantumkan posisi yang dilamar dan nama Anda di subjek email (contoh: supervisor_Abidin) sebelum Jumat, 30 Mei 2025.  Kami tunggu kehadiran Anda dalam tim kami!”

Kepribadian dan Karir

Mengapa menggunakan kepribadian dalam memilih karir? Banyak psikolog dan konselor karir yang percaya bahwa kita menjadi lebih puas dan produktif bila menjalani karir yang sesuai dengan kepribadian kita. Motivasi kerja akan meningkat, bila kita melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian kita. Dan ini sudah terbukti secara ilmiah.

Ada dua aspek utama dalam pekerjaan yang menentukan hal ini, yakni:

1. Sifat alami dari tugas-tugas yang dikerjakan, ketrampilan, dan pengetahuan yang kita gunakan dalam bekerja seharusnya sepadan dengan hal-hal yang kita suka untuk kita lakukan dan merupakan subyek dari minat utama kita. Contoh, jika kita suka menolong dan mengembangkan orang lain, dan lebih suka berkomunikasi dibandingkan bekerja dengan benda/alat atau ide-ide, maka karir di bidang sosial (seperti, guru, dosen, psikolog, konselor) mungkin menjadi satu dari sekian banyak pekerjaan sosial yang akan kita nikmati dan dapat kita lakukan dengan baik.

2. Setiap diri kita memiliki ciri-ciri kepribadian yang mungkin sama dan mungkin bertentangan dengan orang lain. Dengan memilih pekerjaan (berkarir) sesuai dengan kepribadian kita, kita akan berada di sekitar orang-orang yang memiliki ciri kepribadian yang serupa, sehingga kita bisa saling berinteraksi dengan baik serta merasa nyaman untuk dapat menyelesaikan pekerjaan. Contoh, orang-orang yang menikmati bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang baku, menyenangi paper work, data yang rumit, serta menyukai detail mungkin akan merasa tertekan bila berada dalam pekerjaan yang mengharuskannya berada dalam kelompok artis yang secara terus menerus berupaya untuk selalu mengekspresikan diri dan mencari inspirasi artistik yang tidak biasa. Berada diantara orang-orang seniman ini, tentunya sebuah beban untuk tipe orang dengan kepribadian seperti di atas.

Tipe kepribadian yang sama cenderung berhubungan satu sama lain dalam tempat kerja. Masing-masing tipe ini menciptakan sebuah lingkungan kerja yang sesuai dengan tipe kepribadian mereka. Contoh, sebuah lingkungan kerja yang terdiri dari banyak orang yang bertipe artistik, mencenderung untuk menghargai cara berpikir dan berperilaku yang kreatif dan inovatif. Tentunya adalah sebuah kendala besar yang dihadapi oleh orang yang bertipe investigatif bila berada di lingkungan kerja artistik, seperti contoh di atas.

Dengan demikian, kepribadian tidak hanya memprediksi seberapa baik ketrampilan kita cocok dengan tugas-tugas dari pekerjaan tertentu, tapi juga memprediksi bagaimana kita akan ‘fit’ dengan budaya di lingkungan kerja tempat kita berada, budaya tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang yang berada di sekitar kita dan yang berinteraksi dengan kita.

Pada akhirnya kepribadian akan mempengaruhi kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja kita dalam bekerja. Jadi tentukanlah karir seperti apa yang Anda inginkan dengan mempelajari diri Anda sendiri secara mendalam. Salam.

Membaca Novel? Mengapa Tidak

Jika Anda manager atau CEO, tapi tidak suka membaca novel, pertimbangkan lagi.

Membaca novel berdampak siginifikan bagi kemampuan kepemimpinan Anda, demikian tulis artikel dalam Harvard Business Review Agustus 2012. John Coleman, penulis artikel tersebut menyatakan bahwa kebiasaan membaca bacaan terfokus dan mendalam (deep reading), salah satunya membaca novel, merupakan karakteristik dari pemimpin-pemimpin besar.  Membaca novel menjadi katalis untuk mendapatkan wawasan baru, inovasi, empati, dan meningkatkan efektifitas pribadi.

Bahkan seorang Profesor bernama Christopher Michaelson, dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika, mengkaji pentingnya membaca novel bagi mahasiswa bidang bisnis untuk tetap kompetitif dan eksploratif dalam dunia kerja dan pribadi di abad 21.  Risetnya dimuat dalam jurnal ilmiah (Academy of Management Learning Education Journal, tahun 2016, vol. 15).

Profesor Michaelson juga menambahkan tujuh novel yang layak dibaca oleh pebisnis untuk bisa resiliens (tidak mudah patah, lenting) menghadapi ‘kejamnya’ dunia bisnis.  Berikut ini tujuh novel yang direkomendasikannya:

  1. The Circle, oleh Dave Eggers
  2. A week in December, oleh Sebastian Faulks
  3. The reluctant Fundamentalist, oleh Mohsin Hamid
  4. Frankenstein, or the modern Prometheus, oleh Mary Wollstonecraft Shelley
  5. Master and Man, oleh Leo Tolstoy
  6. The Pale King, oleh David Foster Wallace
  7. The embassy of Cambodia, Zadie Smith

Anda tidak harus mulai membaca novel dengan novel-novel di atas.  Novel apa saja, yang tipis, juga bisa berdampak pada kita. Berdasarkan pengalaman penulis, bukan tebal atau tipisnya novel, tapi bagaimana karakter dan kisah yang ada di cerita tersebut bersinggungan dengan kenyataan hidup pembacanya.  itulah yang menarik.

“deep reading”

Membaca novel, yang juga merupakan “deep reading” memang seringkali tidak mudah, selain alasan waktu, juga alasan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan yang ditangani.  Untungnya, pemikiran ini salah. Dampak positif membaca novel sangat banyak dan juga telah dibuktikan dalam riset-riset ilmiah, salah satunya seperti yang telah disebutkan diatas.

Pembaca buku atau novel (deep reader) juga merupakan orang yang selalu menarik untuk ditemui dan ajak bicara. Deep reader biasanya orang yang cerdas, bijak, dan memiliki perspektif yang beragam dengan pemikiran yang luas.  Berada di dekat orang yang suka membaca buku, bahkan dapat membuat kita jatuh cinta.  Mengapa?

People Skill

Riset menunjukkan bahwa orang-orang yang hobi membaca buku termasuk novel, memiliki kemampuan people skills yang lebih tinggi daripada orang yang enggan membaca buku.  Membaca novel, berarti belajar memahami karakter tokoh-tokohnya dengan situasi-situasi yang mereka hadapi. Mencermati berbagai kondisi dan peristiwa yang dialami tokoh-tokoh tersebut mau tidak mau akan memberikan gambaran pada Anda untuk antisipasi bila menghadapi situasi dan kondisi yang sama.

Tak ada kata telat untuk mulai membiasakan diri membaca buku, bahkan untuk mulai membiasakan membaca buku, Anda dapat memulainya dengan membaca novel. Novel yang bagus, akan membuat Anda semakin ingin mencari novel lainnya dan membuat Anda semakin menarik.

Jadi tunggu apalagi? segera cari novel yang sudah lama ingin Anda baca, dan mulailah membacanya sesegera mungkin!

Apa yang Perusahaan Cari dari Asesmen Psikologis?

Dalam 30 tahun terakhir ini, penggunaan assessmen psikologis di tingkat korporasi meningkat pesat, terutama di negara maju, seperti Amerika dan negara-negara di benua Eropa. Alasan-alasan penggunaan asesmen psikologis ini bermacam-macam, namun dapat diringkas menjadi tiga alasan utama.

Pertama, perusahaan ingin meminimalkan resiko finansial karena salah merekrut pegawai. Dengan menggunakan asesmen, perusahaan berharap tidak mendapatkan pegawai yang ‘bermasalah’ sehingga tidak muncul biaya tinggi akibat salah rekrut. Biaya akibat salah rekrut, relatif cukup besar. Berdasarkan penelitian di Amerika, salah rekrut bisa berakibat 30% biaya HR meningkat. Diantaranya biaya iklan, training, belum lagi biaya gaji dll. Sungguh bukan biaya yang kecil.

Alasan kedua, perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang ‘fit in’ dengan karakteristik pekerjaan yang ditangani. Ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu. Katakan pekerjaan sebagai desainer, dibutuhkan orang yang memiliki sense of art yang tinggi dan memiliki kreatifitas. Bukan orang yang cenderung ‘follower’ dan berorientasi pada prosedur. Dengan demikian, diharapkan kesesuaian tersebut dapat meningkatkan kinerja, baik kinerja pegawai itu sendiri maupun kinerja perusahaan.

Alasan ketiga, dengan dilakukannya asesmen, perusahaan mengetahui orang-orang seperti apa yang cocok dengan budaya perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan membutuhkan orang-orang yang mampu mengambil keputusan di bawah tekanan, khususnya pada perusahaan jasa atau perusahaan konsultan. Atau orang-orang yang dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok, dan bukan orang-orang yang berkarakteristik individualis atau kompetitif. Dengan demikian, baik calon pegawai maupun perusahaan sama-sama diuntungkan karena memiliki nilai-nilai yang sama.

Seperti apa asesmen psikologis itu? Ada beragam bentuk asesmen psikologis, diantaranya personality assessment berupa profil kepribadian, decision making test, tes inteligensi kognitif, critical thinking, tes kreatifitas dll. Tes kejujuran (integritas), termasuk dalam personality assessment dan banyak dibutuhkan oleh perusahaan. Disamping itu, untuk pegawai-pegawai yang akan mengisi level managerial, perlu dilakukan asesmen yang berkaitan dengan kepemimpinan, delegasi, develop otherstrategic thinking, mengatasi konflik, untuk kriteria-kriteria ini perusahaan bisa menggunakan pendekatan assessment center.

Jadi apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mendapatkan hasil maksimal dari asesmen psikologis ini? Tentunya perusahaan harus memiliki kriteria dan standar yang jelas apa saja yang akan dinilai dari calon pegawai tersebut dan yang memang sesuai kebutuhan perusahaan. Katakan untuk level manajerial di posisi pemasaran, tentunya dibutuhkan orang-orang yang mampu melihat peluang pasar, memiliki kesadaran bisnis, disamping juga mampu memimpin dan mengelola bawahan dengan baik. Di sisi lain, juga memiliki kriteria yang sesuai dengan budaya perusahaan (misalkan, mengutamakan komitmen).

Jadi sebelum memutuskan menggunakan asesmen, sebagai orang HR, Anda harus cari tahu lebih dalam orang-orang seperti apa yang dibutuhkan perusahaan Anda.

Positive Psychological Assessment

Sejak konsep psikologi positif yang dipelopori oleh Seligman dan Csikszentmihalyi muncul di era tahun 2000an, perkembangan alat ukur yang mengukur aspek-aspek positif manusia juga terus berkembang. Penilaian aspek-aspek positif individu dinilai mampu membuat perbedaan pada individu (individual differences), hal ini didasarkan pada dua asumsi: 1. Data yang berkaitan dengan aspek positif dan negatif manusia dapat muncul pada setiap orang, 2. Setiap orang memiliki kekuatan-kekuatan psikologis dan kapasitas untuk mencapai fungsi optimalnya sebagai manusia.

Dengan mengidentifikasi dan mengukur kekuatan (aspek positif) manusia, proses-proses yang sesuai (healthy process), dan fulfillment dimungkinkan dapat memberikan efek positif pada manusia. Beberapa hipotesis positive psychological assessment yang telah terbukti dituliskan di bawah ini:

  • Mengidentifikasi dan mendorong kekuatan manusia (human strengths) dapat meningkatkan pencapaian (achievement). Eksperimen dilakukan di SMA di Philadelphia USA, menunjukkan bahwa kurikulum yang mendorong kekuatan (human strength) sebagai central point dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa dan menaikkan skor tes nasional di SMA tersebut.
  • Manajemen berbasis human strengths meningkatkan makna dan produktifitas kerja. Berdasarkan riset yang dilakukan Gallup tahun 2001 dengan meng-interview dua juta pimpinan (CEO, aktivis, guru, dll) menemukan bahwa setiap orang memiliki bakat menetap dan unik. Dan ruang pertumbuhan terbesar dari setiap orang berada pada area kekuatan terbesar orang tersebut (Buckingham & Clifton, 2001).
  • Mengukur dan mendorong kekuatan dapat meningkatkan kesehatan mental (mental health). Seligman (1998) menyatakan bahwa terdapat sekumpulan kekuatan manusia yang dapat menjadi penyangga melawan sakit mental, yakni keberanian, optimis, ketrampilan interpersonal, work ethic, harapan, kejujuran, dan ketekunan.

Mencermati dampak positif dari positive psychological assessment, sudah sewajarnya tes-tes yang mengukur aspek-aspek positif manusia semakin berkembang, khususnya tes-tes psikometri. Dunia psikologi, khususnya di Indonesia diharapkan tidak hanya memulai dari diagnosis penyakit mental saja, namun juga berangkat dari human strengths

Tips Menjaga Hubungan Baik di Tempat Kerja

Berada di tempat kerja selama 8-10 jam perhari dan menghabiskan separuh waktu kita sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Bisa dibilang tempat kerja sebagai rumah kedua. Maka dari itu sebisa mungkin kita harus membuat suasana kerja nyaman dan menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berada di tempat kerja.

Menjaga hubungan baik dengan semua orang, mulai dari atasan hingga rekan kerja sangat penting. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Selanjutnya dapat memberikan dampak baik bagi kinerja dan produktivitas.

Yuk, kita bahas beberapa cara untuk menjaga hubungan baik di tempat kerja:

1. Bersikap ramah dan sopan

Bersikap ramah dan sopan dengan semua orang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Contoh sederhana misalnya, saling menyapa dan memberikan senyuman pada rekan kerja saat bertemu atau berpapasan, berbicara atau berdiskusi dengan bahasa yang sopan. Dengan bersikap ramah dan sopan, maka energi positif akan menular ke orang lain.

2. Saling menghormati dan menghargai sesama

Sebuah studi dari The Balance Career menyebutkan bahwa menghormati teman kerja akan membuat hubungan pertemanan semakin erat. Di tempat kerja, kita pasti bertemu orang-orang yang memiliki latar belakang suku, agama, dan bahkan usia yang berbeda-beda. Bersikap saling menghormati dan menghargai antar sesama sangat penting karena saat bekerja kita pasti akan saling berinteraksi, bekerjasama, dan saling membutuhkan satu sama lainnya.

3. Saling membantu

Sikap saling tolong menolong dipercaya dapat membangun hubungan kerja yang baik. Saat bekerja, kita akan selalu saling bekerjasama dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Jika ada rekan kerja yang mengalami kesulitan atau masalah ada baiknya dibantu. Mulai dari memberikan masukan atau dukungan hingga membantu menyelesaikan pekerjaan kepada mereka. Dengan begitu, saat kita mengalami kesulitan, rekan kerja pun dengan senang hati akan membantu.

4. Jaga batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Menjaga batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi adalah bagian yang seringkali dilupakan dalam membangun hubungan dengan rekan kerja. Contohnya, tidak membahas atau ikut campur masalah pribadi rekan kerja dan tidak mengganggu rekan kerja soal perkerjaan saat di luar jam kerja kecuali jika benar-benar penting. Ini akan membantu kita menjaga keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

5. Membangun kepercayaan

Membangun rasa kepercayaan merupakan faktor penting dalam bekerja. Sekalipun kita termasuk orang yang sulit percaya dengan orang lain, namun saat bekerja, membangun rasa saling percaya merupakan karakteristik penting dalam membangun hubungan baik. Salah satu cara membangun kepercayaan adalah dengan menghindari gosip dengan rekan kerja. Gosip dapat menyebabkan ketidakpercayaan yang dapat menimbulkan konflik dan permusuhan antar sesama rekan kerja.

Tantangan-tantangan di Tempat Kerja

Banyak hal terjadi di dunia kerja. Mulai dari kejadian menyenangkan sampai hal-hal kurang menyenangkan yang bisa membuat kita merasa kesulitan. Setiap tempat kerja memiliki lingkungan dan budaya kerja yang khas sesuai dengan berbagai keunikan dan masalah di dalamnya.

Saat memasuki dunia kerja kita harus siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan hal tidak terduga lainnya yang mungkin terjadi. Tantangan ada untuk dihadapi dan diatasi. Jika kita melarikan diri dari permasalahan yang terjadi hanya akan membuat kita semakin merasa tidak nyaman.

Dan berikut ini tantangan yang sering kita hadapi di tempat kerja:

1. Perbedaan pendapat

Ketika bekerja pasti kita akan berhubungan dengan orang lain atau banyak orang. Banyak orang berarti juga banyak kepala dengan banyak pemikiran, karakter, dan sudut pandang yang berbeda. Hal inilah yang sering menyebabkan perbedaan pandapat atau perselisihan. Apa yang kita rencanakan sering tidak sejalan dengan pandangan rekan kerja lain.

Sebenarnya hal ini merupakan hal yang sering kita hadapi saat bekerja. Sehingga saat terjadi perbedaan pendapat, sebisa mungkin untuk tetap berfikir positif, mencoba untuk menerima dan menghargai setiap perbedaan.

2. Motivasi kerja yang menurun

Sebagian dari kita pasti pernah kehilangan motivasi dalam bekerja dengan beragam alasan. Mengerjakan pekerjaan yang sama setiap harinya terkadang membuat kita bosan dan lelah. Di tambah lagi banyaknya tanggung jawab dan tugas yang harus diselesaikan. Deadline yang menumpuk, target yang harus dicapai, dan beberapa hal lain yang menyebabkan menurunnya motivasi kerja.

Terlepas dari apapun jenis pekerjaan yang ditekuni, motivasi atau semangat kerja bisa saja turun maupun naik. Motivasi kerja membuat kita lebih semangat dalam menjalani aktivitas. Oleh karena itu motivasi kerja menurun membuat kita sulit untuk bisa menyelesaikan tanggung jawab. Pekerjaan tidak dapat selesai dengan baik, bahkan bisa membuat kita stres atau depresi.

3. Work-life balance yang buruk

Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi bukanlah hal yang mudah. Ini menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para pekerja. Ditambah dengan pola kerja yang buruk, misalnya lembur yang terlalu sering, kurangnya waktu beristirahat, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan masalah karena mengganggu keseimbangan hidup.

Jika dibiarkan akan menyebabkan menurunnya kinerja. Bahkan dapat mempengaruhi kesehatan. Meskipun sudah banyak solusi untuk mengatasai work-life balance nyatanya hal ini tidak mudah untuk diterapkan. Dibutuhkan waktu dan usaha ekstra untuk membangun work-life balance.

4. Beban kerja yang terlalu berat

Setiap orang yang bekerja pasti memiliki beban kerja yang berbeda-beda, dan target tertentu yang harus di capai. Beban kerja yang terlalu berat dapat menimbulkan masalah membuat karyawan merasa kewalahan dan kelalahan.

Dampak yang terjadi adalah mudah stres, kelelahan, sulit fokus, dan produktivitas menurun. Hal ini harus segera diatas. Caranya mulai dari membuat to do list hingga membicarakan langsung dan mendiskusikan dengan atasan.

5. Lingkungan kerja yang tidak suportif

Lingkungan kerja yang baik bisa mendukung orang yang bekerja di dalamnya, baik secara fisik maupun emosional. Ini bukan tanpa alasan, sebab lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap kepuasan dan motivasi kerja. Jika lingkungan kerja tidak nyaman, maka berdampak pada performa dan kualitas kerja. Bahkan dapat membuat orang yang bekerja di dalamnya merasa tertekan dan tidak dapat bekerja dengan baik.

Kelebihan dan Kekurangan dari Adanya Kompetisi Kerja

Untuk menunjukan siapa yang terbaik di tempat kerja, tentu diperlukan kompetisi. Kompetisi sendiri merupakan hal yang biasa dan akan selalu terjadi dalam kehidupan kita. Apalagi di tempat kerja, banyak orang-orang yang mungkin memiliki misi dan tujuan ingin menjadi yang terbaik. Untuk menunjukan siapa yang terbaik dan dapat menyandang posisi tertinggi, maka kompetisi antar karyawan akan muncul dengan sendirinya.

Kompetisi atau persaingan yang terjadi di tempat kerja memiliki keuntungan dan kerugian. Kompetisi jika dilakukan secara sehat akan menguntungkan untuk diri kita. Namun, sebaliknya persaingan yang tidak sehat dapat membuat suasana kerja tidak menyenangkan, bahkan dapat memicu stres. Jadi, jangan takut untuk melakukan persaingan dan nikmati setiap prosesnya selama persaingan dilakukan dengan cara yang baik.  

Lalu apa saja kira-kira kelebihan dan kekurangan yang akan kita dapatkan dari kompetisi kerja? Berikut kita bahas satu per satu:

Kelebihan kompetisi kerja:

1. Meningkatkan motivasi

Persaingan atau kompetisi dalam dunia kerja dapat mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, sebab persaingan secara tidak langsung merupakan stimulus dan dapat memancing segala kemampuan yang ada dalam diri menjadi lebih terekspos dan tereksplor dengan baik.

Kompetisi juga membuat pekerjaan menjadi lebih seru dan menambah semangat kerja. Kita terpacu untuk menampilkan performa terbaik yang kita miliki demi memenangkan persaingan. Dengan demikian, seluruh potensi yang kita miliki akan keluar dan terpacu untuk bekerja lebih baik lagi.

2. Dapat menjadi karyawan unggulan

Untuk menjadi yang terbaik, maka kita harus bisa mendorong diri sendiri untuk berada di atas standar kinerja. Kompetisi di tempat kerja juga mendorong kita untuk cepat dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan kualitas dan hasil pekerjaan secara maksimal. Hal inilah yang dapat mendorong kita menjadi yang terbaik dan unggul, sehingga atasan maupun rekan kerja menyadari bahwa kita adalah orang yang tepat dan berkompeten.

3. Meningkatkan produktivitas

Kompetisi juga berguna untuk meningkatkan produktivitas. Orang yang sedang berkompetisi akan mendorong dirinya untuk bekerja dengan baik, sungguh-sungguh dan lebih cepat dalam menyelesaikan setiap tugas. Ini memacu seseorang untuk lebih fokus dalam pekerjaan agar dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Dengan begitu, hasil pencapaian yang didapat bisa lebih baik dari sebelumnya. Semangat kompetisi juga akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, tanpa melakukan sesuatu yang dapat menghambat pekerjaan.

Kekurangan kompetisi kerja:

1. Suasana kerja menjadi tidak menyenangkan

Orang yang melakukan kompetisi atau persaingan terkadang selalu menghalalkan segala cara agar dapat terlihat unggul dan menang dari orang lain. Inilah yang menyebabkan suasana kerja menjadi kurang menyenangkan. Ditambah lagi jika persaingan tersebut dilakukan dengan cara tidak sehat, seperti saling memfitnah, saling menjatuhkan, tidak kooperatif, tidak mau bekerjasama, dan persaingan-persaingan tidak sehat lainnya.

2. Menganggu kesehatan mental

Kompetisi di tempat kerja terkadang bisa membuat orang yang bersaing merasa stres dan cemas. Kompetisi terkadang membuat kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan akan selalu membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Hal inilah yang membuat kita tertekan dan berkeinginan untuk terus bersaing. Sehingga dapat menimbulkan rasa cemas, takut gagal dan kecenderungan untuk selalu membandingkan diri. Akibatnya kesehatan mental memburuk.

3. Merusak hubungan atau relasi

Persaingan di tempat kerja terkadang dapat menimbulkan perselisihan yang merusak hubungan antar karyawan. Sebab orang-orang yang memiliki jiwa kompetitif tinggi mengaggap segala sesuatu sebagai perlombaan dan selau terobsesi dengan kemenangan. Hal ini dapat memicu kecenderungan untuk bersikap egois dan tidak berempati. Selanjutnya dapat merusak hubungan sosial dan menghambat kemampuan kerjasama tim.

Itulah kelebihan dan kekurangan dari kompetisi di tempat kerja. Kompetisi atau persaingan di tempat kerja sebenarnya memiliki dampak baik bagi kinerja individu, dengan catatan kompetisi dikelola dengan baik dan tidak berlebihan.

Profesi yang Menjanjikan Sukses bagi Perempuan

Profesi-profesi di bawah ini memang bercirikan karakter perempuan, walau ada beberapa profesi yang didominasi pria, profesi tersebut mampu dilakukan oleh perempuan dan terbukti perempuan sukses menjalaninya.  Dengan menempati “pos-pos” pekerjaan yang tepat, maka Anda akan bisa merasakan hawa segar dari gaji tinggi yang diberikan profesi ini. Apa saja profesinya?

Bidan

Bidan adalah pekerjaan yang identik dengan perempuan. Coba perhatikan, pernahkah Anda menemui bidan pria? Rasanya tidak akan pernah! Itu karena perempuan sangat tepat mengurusi ibu-ibu hamil. Nah bicara soal penghasilan, bidan yang bekerja di sebuah rumah sakit tentu nilainya UMR dengan berbagai tunjangan.

Namun, ketika sang bidan membuka praktik persalinan sendiri, maka hal itu bisa berbeda cerita. Mungkin, praktik membuka persalinan bisa dikategorikan ke dalam bisnis, tapi jika itu sesuai dengan profesinya dan dijalankan dengan semangat dan penuh pengabdian, bukan tidak mungkin sang bidan memiliki banyak ‘penggemar’’, dan pasti akan laris manis. Bahkan, saya pernah mendengar ada bidan yang puluhan tahun membantu sebuah keluarga melahirkan mulai dari ibunya, anak si ibu, dan cucu si ibu tsb.  Itu karena bidan tersebut sudah dangat dipercaya hasil kerjanya.

Jika sang bidan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melayani para ibu hamil dengan harga relatif kompetitif, tentu saja akan ada banyak orang yang berdatangan. Omzet plus gaji bulanan yang didapatnya dari rumah sakit tentu akan memperbesar jumlah penghasilannya.

Pramugari

Faktanya, pramugari jauh lebih banyak dibutuhkan ketimbang pramugara. Namun, soal gaji, pramugari tidak bisa dibilang kecil, karena rata-rata perusahaan penerbangan memberikan gaji sebesar 8 juta rupiah tiap bulannya.

Selain soal gaji, pramugari akan memiliki keuntungan lain, yakni bisa terbang gratis keliling dunia. Ya, sebab, mereka memang mengikuti jadwal penerbangan. Tentu hal ini menyenangkan, terutama bagi perempuan yang senang dengan travelling. Hanya saja, ada hal yang mesti Anda ketahui bahwa bekerja sebagai pramugari memiliki risiko sangat besar.

Guru

Profesi guru masih kerap dipandang sebelah mata. Namun tahukah jika guru itu kreatif, maka dia akan bisa menghasilkan banyak rupiah untuk dimasukkan ke dalam rekening.

Mungkin Anda berpikir bagaimana mungkin seorang guru itu memiliki gaji besar? Sedangkan gajinya saja berada dibawah UMR.

Perlu diketahui bahwa profesi guru memerlukan keahlian khusus, terutama kesabaran menghadapi tingkah laku anak murid. Tidak mudah loh menghadapi anak-anak.Nah, keahlian ini bisa dijual. Misalnya, membuat lembaga les calistung, tempat les berbahasa Inggris, kursus komputer, dan lain sebagainya.  Apalagi sekarang banyak tersedia alternatif pengajaran berbasis teknologi yang bisa membantu guru mendapatkan banyak penghasilan tambahan.

Public relation

Profesi lainnya adalah public relation (PR). Profesi ini terbuka lebar untuk dijalani oleh perempuan. Perempuan mudah membuat orang bersimpati dan memahami bagaimana membuat situasi menjadi lebih kondusif. Perempuan juga dinilai tepat menjalankan profesi ini karena memiliki kemampuan mendengarkan dan multi-tasking lebih baik ketimbang pria. Ketika perempuan ingin menjalani pekerjaan di bidang ini diharuskan memiliki kecakapan berkomunikasi, memunculkan ide, dan tanggap mencari solusi.

Entrepreneur/wirausaha

Saat ini semakin banyak perempuan yang terjun menjadi entrepreneur atau wirausaha.  Membangun bisnis sendiri dan mengelolanya hingga sukses adalah ciri entrepreneur.  Riset menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan yang terjun ke bisnis.  Bahkan perusahaan yang menempatkan perempuan di level direktur menunjukkan tingkat performa perusahaan yang lebih baik, dibandingkan perusahaan yang semua direkturnya diisi oleh pria.

Membangun bisnis sendiri memang bukan hal yang mudah, namun dengan keyakinan, ketekunan dan upaya yang terus menerus dipastikan bisnis akan membawa kesuksesan.  Ciri perempuan yang tahan stress, multi-tasking, dan pantang menyerah menjadikan karakter tersendiri untuk sukses sebagai entrepreneur. 

Anda masih bingung mencari pekerjaan atau profesi apa yang tepat untuk dijalani? Cobalah mengenali diri sendiri terlebih dahulu.  Salah satu caranya adalah melakukan asesmen terkait minat, bakat, dan kepribadian karir di lembaga atau biro konsultasi yang menyediakannya.  Paling tidak dengan mengenali diri lebih dalam, pilihan Anda akan semakin spesifik dan terarah. Sukses!

7 ciri-ciri karyawan bertanggung jawab. Nomor tiga penting!

Individu yang bekerja di sebuah perusahaan sudah pasti memiliki beragam karakter yang berbeda-beda. Diantara sekian banyak karakter dan ciri-ciri itu,  tanggung jawab menjadi karakter penting yang wajib dimiliki karyawan.  Apa saja ciri karyawan yang bertanggung jawab? Berikut ini tujuh ciri-cirinya, yaitu:

1. Datang tepat waktu

Datang tepat waktu menggambarkan tanggung jawab dalam bentuk kedisiplinan. Akan lebih baik, Anda telah tiba di kantor sebelum atasan Anda datang. Hindari datang setelah jam kerja dimulai. Bagaimana bisa Anda bertanggung jawab, jika datang tepat waktu saja tidak bisa?

2. Jujur

Siapapun pasti pernah berbuat kesalahan, tapi tak sedikit pekerja yang takut mengungkapkan kesalahan dirinya. Menerima kesalahan dan berupaya memperbaikinya menunjukkan sikap ksatria dan bertanggung jawab. Itulah mengapa jujur menjadi salah satu ciri penting dari karakter tanggung jawab seorang karyawan dalam pekerjaannya.

3. Memiliki inisiatif

Sebagai karyawan, Anda sebaiknya berinisiatif dalam bekerja. Inisiatif memberikan informasi kepada atasan bahwa Anda tipe pekerja yang bertanggung jawab.  Dengan mengambil langkah-langkah out the box, Anda menunjukkan kapasitas Anda untuk tumbuh dan berkembang dalam membangun karir.  Pastikan juga inisiatif yang Anda upayakan berhasil dan tepat guna.

4. Totalitas

Untuk membuktikan kemampuan kerja, Anda harus total dalam bekerja. Hal ini membuat Anda mengerahkan seluruh kemampuan terbaik untuk mengerjakan tugas. Totalitas juga menunjukkan tingkat tanggung jawab Anda dalam menuntaskan pekerjaan.

5. Konsisten

Hindari menjadi pekerja yang inkonsisten. Artinya, jika Anda melakukan sebuah hal baik hari ini, maka lakukan lagi itu besok, besoknya lagi, besoknya besoknya lagi, dan seterusnya sehingga hal tersebut menjadi karakter Anda. Jika tidak konsisten, maka Anda akan ditandai sebagai pekerja yang kurang bertanggung jawab.

6. Etika baik

Pekerja yang bertanggung jawab pastinya memiliki etika yang baik. Karena itu, sebisa mungkin, hindari affair, perilaku kerja yang buruk, dan sejenisnya yang akan menjatuhkan nama baik Anda sendiri.

7. Bisa kerja tim

Anda pasti emoh dicap tidak memiliki tanggung jawab oleh rekan-rekan kerja Anda.  Bisa bekerja sama dengan rekan kerja menandakan Anda memahami tanggung jawab Anda. .

Demikian tujuh ciri-ciri karyawan bertanggung jawab. Jika seorang karyawan sampai tidak mengerti tanggung jawabnya, maka kemungkinan besar karirnya mentok, atau kemungkinan terburuk adalah dipecat dari perusahaan.

Our Partner