Mencari dan mendapatkan pekerjaan memang tidak mudah dilakukan, baik oleh mereka yang baru lulus kuliah maupun mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja. Proses melamar kerja juga tidak hanya mencari lowongan kerja dan mengirim CV atau surat lamaran saja, tapi juga harus memastikan kalau diri siap untuk menghadapi proses rekruitmen yang panjang.
Untuk itu, sebelum melamar kerja dibutuhkan persiapan yang baik. Dengan persiapan yang baik akan membuat proses melamar pekerjaan menjadi efektif dan terarah. Sehingga bisa diperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Dan bagi para jobseekers yang sedang mencari kerja harus tahu apa saja yang harus dipersiapkan saat melamar kerja. Berikut persiapan yang dibutuhkan:
1. Kenali kualitas diri untuk membangun personal branding
Mengetahui kualitas diri atau penilaian terhadap diri sendiri adalah hal penting untuk membangun personal branding. Saat melamar kerja kita perlu mengetahui nilai jual kita, misalnya keahlian atau skill yang dipunyai, keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki. Buatlah diri seprofesional mungkin sehingga recruiter bisa menilai kemampuan yang dimiliki.
Dengan mengenal kualitas diri secara baik, maka kita dapat membangun personal branding dan dapat ’memasarkan’ diri secara baik. Hal ini juga membuktikan bahwa kita bisa menjadi karyawan yang ideal. Kita juga dapat memanfaatkan media sosial seperti LinkedIn, Instagram, twitter, dan sosial media lainnya untuk memperkuat personal branding. Saat ini tidak jarang perekrut yang mencari tahu calon karyawanya lewat sosial media, dan mengecek jejak digital mereka.
2. Cari tahu perusahaan dan bidang pekerjaan yang dilamar
Sebelum memutuskan untuk melamar dan mengirim berkas lamaran, kita perlu mempelajari dan mencari tahu perusahaan yang ingin dimasuki dengan mencari informasi sebanyak mungkin. Misalnya, mengunjungi blog, website, atau sosial media perusahaan tersebut. Kita perlu mencari tahu seluk baluk perusahaan mulai dari industrinya, jenjang karir, sistem kerja, budaya kerja, lingkungan kerja, dan lain sebagainya.
Namun jika kita kesulitan untuk mencari info di internet, kita dapat bertanya ke karyawan atau orang yang pernah bekerja di sana. Dengan informasi ini, kita bisa mantap untuk tetap melanjutkan melamar kerja di sana atau tidak. Riset juga dapat membantu kita dalam menjawab pertanyaan saat wawancara.
3. Ikuti pelatihan atau training
Sebelum melamar kerja, kita juga perlu mempersiapkan keahlian. Bisa dengan mengikuti training, kursus atau beragam pelatihan yang sesuai dengan bidang yang kita minati. Dengan mengikuti pelatihan, selain meningkatkan kompetensi, kita juga mendapatkan bukti kompetensi yang dimiliki berupa setifikat. Sertifikat atau dokumen pelatihan ini menambah nilai plus pada surat lamaran kerja yang dikirim.
Sertifikat bisa juga digunakan sebagai dokumen pendukung untuk menambah nilai jualmu. Sertifikat membuktikan bahwa kita pernah mengikuti pelatihan atau keterampilan tersebut. Pastikan juga sertifikat yang dilampirkan relevan dengan pekerjaan yang dilamar.
4. Membuat surat lamaran dan CV yang tepat dan menarik
CV yang tepat dan menarik adalah CV yang informatif, jelas, rapi, dan berisi data diri terbaru. Pastikan surat lamaran ditulis dengan terstruktur menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Kita juga bisa mengemas CV dengan desain yang menarik agar recruiter melirik CV kita.
Pada dasarnya surat lamaran kerja dan resume yang dibuat merupakan representasi diri. Pastikan semua yang ada didalamnya mewakili diri dengan baik. Jangan lupa siapkan juga portofolio terbaik yang berisi kemampuan atau hasil kerja yang pernah dicapai olehmu.
5. Mempersipakan dokumen yang dibutuhkan
Saat melamar kerja pasti akan diminta untuk membawa atau melampirkan dokumen-dokumen sebagai persyaratan. Pastikan kita mempersiapkan dokumen ini secara lengkap.
Beberapa dokumen yang biasa diminta dan perlu dipersiapkan diantaranya, CV atau resume, fotokopi ijazah dan transkrip nilai, fotokopi KTP, fotokopi sertifikat atau pelatihan, SKCK, pas foto terbaru, dan lainnya. Untuk meminimalisir kesalahan, ada baiknya kita membaca dan mencermati ulang poin-poin apa saja yang penting dari info lowongan kerja.
Salah satu cara untuk memperoleh kesuksesan dalam berkarir adalah dengan mewujudkan potensi diri. Potensi diri adalah kemampuan atau kekuatan diri yang belum terlihat maupun sudah terlihat, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dipergunakan secara maksimal atau dengan kata lain kemampuan yang belum terasah dengan baik.
Setiap orang memiliki potensi diri. Potensi yang dimiliki tidak pernah sama antara satu orang dengan orang lainnya. Untuk itu kita harus mampu mengeluarkan dan memanfaatkan sebaik mungkin potensi yang ada untuk menunjang karir dimasa depan.
Dilansir dari Lifehack.org, potensi dan bakat bukanlah hal yang bisa kita tunggu kedatangannnya atau muncul dengan sendirinya. Tetapi kita harus menjemputnya atau mencarinya. Tidak ada yang mampu mengeluarkan potensi dari dalam diri kecuali kita sendiri.
Lalu bagaimana cara menggali dan mengembangkan potensi diri? Berikut cara-cara yang dapat diterapkan:
1. Mulai mengenal diri sendiri
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menggali potensi diri adalah dengan mengenal diri sendiri dengan baik. Masih banyak orang yang belum bisa mengenali dirinya sendiri sehingga tidak sadar bahwa terdapat potensi yang besar pada dirinya. Dalam berkarir, sangat penting untuk mengetahui potensi apa yang kita miliki, agar dapat memiliki nilai tambah dalam memperbesar peluang untuk sukses dalam berkarir.
Jika kita masih bingung dengan potensi yang dimiliki, kita dapat bertanya pada diri sendiri apa yang selama ini kita impikan atau hal yang selama ini kita sukai. Ini dapat memberikan motivasi dan bersemangat. Bisa juga dengan mengikuti tes-tes gratis yang banyak tersedia di Internet. Atau datangi penyedia tes berbayar untuk mengetahui potensi kita untuk mendapatkan informasi lebih detail.
2. Cari tahu kelebihan dan kekurangan diri
Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekuatan, disamping juga keterbatasan. Untuk menggali potensi diri sangat penting untuk mengenali diri sendiri. Hal ini mempermudah meraih tujuan dan mempersiapkan diri jika menghadapi masalah ataupun mencari solusi untuk mengatasi masalah. Untuk mengatasi kekurangan, cobalah untuk menyadari mana yang bisa diperbaiki dan berusahalah untuk memperbaikinya.
Cara untuk melakukan hal ini adalah dengan membuat daftar kelebihan dan kekurangan diri. Amati dan pahami pencapaian sejauh ini. Catat pencapaian tertinggi yang pernah diraih, agar kita tahu dimana potensi kita sesungguhnya. Hal ini juga dapat berpeluang untuk meningkatkan karir.
3. Berani mencoba hal baru
Potensi diri tidak akan datang begitu saja. Kita harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Agar kita dapat mengetahui potensi diri yang terpendam, maka cara lain yang bisa diambil adalah dengan berani mencoba hal baru. Dengan berani mencoba hal baru, maka kita akan belajar sesuatu yang baru. Bukan tidak mungkin kita malah dapat menemukan potensi terpendam dan mewujudkan potensi tersebut.
4. Berani gagal
Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan. Jika kita menemui kegagalan pompa semangat untuk bangkit lagi. Dari kegagalan justru kita bisa mendapat pengalaman berharga. Kegagalan juga dan bisa menjadi bahan evaluasi dan introspeksi, sehingga kita jadi lebih paham mana yang terbaik untuk perkembangan diri.
Hal ini tentu akan membuat kita lebih kuat lagi untuk berkembang menjadi lebih baik. Berbeda jika kita memilih menyerah saat mengalami kegagalan, alhasil potensi kamu akan kembali tenggelam dan terbuang sia-sia. Anggal kegagalan sebagai bagian yang harus dijalani dalam mencapai tujuan kita.
Pada dasarnya semua orang memiliki potensi diri, namun tidak semua orang menyadari hal ini. Bukan orang lain, tetapi diri sendirilah yang harus paham dan menggali potensi tersebut. Mulailah mewujudkannya, agar bisa terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Mempelajari skill atau keterampilan baru merupakan cara terbaik untuk bisa sukses berkarir. Dengan terus meningkatkan keterampilan akan sangat bermanfaat saat kita ingin mencari peluang karir baru atau meningkatkan tujuan karir di masa depan.
Sebagai seorang pekerja, terus belajar dan meningkatkan keterampilan akan sangat dihargai. Oleh karena itu, penting untuk menjadi orang yang dinamis dan, mau terus belajar untuk mengembangkan skill sehingga kita dapat beradaptasi dengan segala situasi. Di bawah ini beberapa manfaat mempelajari skill baru:
1. Meningkatkan daya saing
Hal pertama yang akan didapat dari mempelajari skill baru adalah meningkatkan daya saing. Dengan keterampilan yang lebih baik, kita akan menjadi karyawan yang berdaya saing. Atasan pun akan melihat kita sebagai karyawan mumpuni dan seiring dengan perkembangan zaman.
2. Meningkatkan nilai jual
Memperkaya diri dengan berbagai macam skill akan membuat kita lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan di dunia kerja. Sebagai seorang karyawan, mempunyai banyak skill yang berhubungan dengan pekerjaan akan banyak dicari perusahaan. Selain itu, perusahaan lebih menyukai karyawan yang kompeten dan memiliki banyak pengetahuan dari pada yang enggan belajar.
Menguasai skill yang terus ter-update, membantu kita menangani tugas-tugas penting ataupun sulit di tempat kerja. Perusahan pasti mencari kandidat yang proaktif, kompeten, dan memiliki banyak pengetahuan. Dengan demikian, seseorang yang memiliki banyak skill bisa dipandang sebagai aset perusahaan.
3. Peluang karir yang lebih baik
Mempelajari skill bisa membuat kita mendapatkan peluang baru untuk memulai karir. Dengan terus belajar dan meningkatkan skill maka keterampilan dan pengetahuan akan meningkat dan semakin bertambah. Hal ini akan membuka peluang mendapatkan karir yang lebih baik dan pilihan karir akan menjadi lebih luas.
4. Mampu dan cepat beradaptasi
Saat ini dunia kerja mengalami perubahan yang sangat cepat. Banyak pekerjaan yang hilang seiring dengan perkembangan zaman. Diperkirakan oleh ahli dalam Forum Ekonomi Dunia WEF (World Economic Forum) bahwa 54% dari seluruh pekerjaan di dunia membutuhkan kemampuan baru, seiring dengan berkembangnya industri di Era 4.0 globalisasi dunia.
Ini artinya semakin banyak permintaan dengan kemampuan dan keahlian baru di masa mendatang. Itulah alasan kita harus mempunyai banyak skill baru dan terus meng-upgrade skill. Dengan terus beradaptasi dengan perkembangan dunia kerja, tentu hal ini sangat bermanfaat untuk karir kita di masa depan.
Dalam bidang yang kita tekuni, pasti akan ada hal-hal yang belum bisa kita lakukan. Dan, masih banyak yang belum kita kuasai. Dengan terus menyesuaikan diri dengan belajar, kita tidak akan ketinggalan zaman. Terus pelajari hal baru dan terus meng-update skill agar selalu relevan dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi.
Jika Anda ingin mengembangkan karier yang Anda miliki, maka asesmen diri menjadi hal pertama yang harus diperhatikan.
Mengapa demikian? Pasalnya dengan melakukan asesmen diri Anda dapat mengetahui dengan pasti kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Dengan demikian, ketika ingin mengembangkan karier, Anda sudah mengetahui hal apa saja yang harus Anda tingkatkan dan perbaiki agar karier Anda dapat tumbuh dengan lebih mudah.
Berbicara mengenai asesmen diri sendiri yang berkaitan dengan pencapaian tujuan, umumnya lebih ditekankan pada performa seseorang. Dengan kata lain, ketika Anda ingin mengembangkan karier, maka proses asesmen Anda mengarah pada pencapaian tujuan dengan tingkat yang lebih tinggi. Karena itu usaha yang dilakukan tentunya harus lebih keras pula.
Beberapa waktu terakhir asasmen diri justru dilakukan dengan cara berbeda, yaitu melalui asesmen otentik, yakni mengacu pada kemampuan-kemampuan unik individual dan merupakan skill yang dicari perusahaan. Hal ini jelas memicu persaingan yang semakin ketat.
Bahkan, mengharuskan setiap orang untuk memiliki kompetensi tinggi. Dengan demikian, Anda memiliki nilai jual dan dapat terus eksis dalam persaingan. Karena itulah setiap orang harus terbiasa dengan melakukan asesmen terhadap dirinya sendiri.
Berikut ini beberapa langkah dalam melakukan asesmen diri sendiri untuk melakukan pengembangan karier dengan lebih mudah, diantaranya :
1. Pastikan untuk memilih komponen kriteria penilaian diri sendiri dengan lebih tepat dan sesuai rencana karir Anda ke depan.
2. Memastikan bahwa Anda mengerti kriteria penilaian yang telah disiapkan dan bagaimana cara kerjanya.
3. Memberikan umpan balik pada diri Anda sendiri secara obyektif agar dapat menjawab asesmen atau penilaian terhadap diri sendiri dengan sebaik-baiknya.
4. Mengarahkan asesmen pada pembagian tujuan serta rencana kerja selanjutnya dengan lebih terarah dan sesuai dengan tingkatan yang telah ditetapkan.
Guna mengetahui kompetensi seseorang, baik itu untuk keperluan tes kerja atau untuk keperluan promosi, maka sering dilakukan suatu penilaian kompetensi dengan mengukur perilaku yang merupakan bagian dari assessment center. Simak pembahasan lebih lanjut berikut ini.
Apa itu Assessment Center?
Assessment Center merupakan metode penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi perilaku dan juga mengevaluasi kapasitas seorang karyawan secara komprehensif, berdasarkan model kompetensi tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kompetensi dilakukan dengan cara sistematis berdasarkan hasil kerja yang ditunjukkan selama proses assessment center. Melalui pengukuran atau penilaian yang diperoleh tersebut, perusahaan akan mendapatkan gambaran mengenai tingkat kompetensi spesifik individu sesuai dengan yang dituntut dalam persyaratan jabatan. Metode tersebut biasa digunakan untuk menilai kemampuan kandidat yang akan menempati posisi tertentu atau untuk mengetahui kesiapannya dalam posisi yang lebih tinggi, untuk kepentingan suatu promosi jabatan.
Metode pada assessment center berupa rangkaian aktivitas ataupun simulasi yang diberikan kepada peserta assessment, beberapa diantaranya yakni’
Case Analysis
Peserta dihadapkan pada suatu jenis permasalahan dalam bentuk suatu kasus tertentu. Lalu peserta akan diminta untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengidentifikasi masalah dari kasus tersebut dan memberikan rekomendasi terkait solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Leaderless Group Discussion
Peserta diminta untuk membuat suatu kemungkinan solusi atas kasus tertentu dan mendiskusikannya ke dalam suatu kelompok kecil untuk kemudian dapat dihasilkan keputusan bersama mengenai permasalahan yang dihadapi.
Role Play
Peserta dihadapkan pada permasalahan dalam kantor aatau dalam tim kerja, kemudian peserta menjalankan peran tertentu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan menjalankan peranny dan dihadapkan pada pihak lain yang terkait dalam kasus yang harus diatasi.
In Basket
Peserta dituntut untuk menangani setumpuk dokumen dengan beragam aktivitas dan harus ditindaklanjuti. Termasuk melakukan pengelolaan kerja, melakukan pengambilan keputusan, dan menyusun prioritas dari setumpuk tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Behavioral Event Interview
Peserta akan menjalankan proses wawancara terstruktur dengan asesor, untuk menggali kompetensi berbasis perilaku yang dinilai.
Tugas pokok asesor dapat dirumuskan dalam istilah O R C E, yaitu Observe, Record, Classify, Evaluate.
Observe behaviors and Read responses
melakukan observasi perilaku dengan beberapa jenis tes dan mencermati respons yang dituliskan oleh peserta pada sejumlah tes dan simulasi. Pada tahap ini asesor hanya mengobservasi perilaku dan tidak melakukan evaluasi ataupun penilaian.
Record
melakukan recording atau membuat catatan terhadap perilaku-perilaku yang diamati atau juga terhadap respons tertulis dari para peserta kandidat. Asesor melakukan pencatatan sedetil mungkin pada tahapan ini, serta melakukan proses recording berdasar bukti-bukti perilaku dengan secara detil.
Classify
Melakukan klasifikasi dan mengkategorikan respon peserta indikator kompetensi yang relevan. Pada tahap ini asesor harus mampu mengidentifikasi perilaku atau respon peserta ke dalam kategori yang dibuat dan menyusun bukti-bukti pendukung.
Evaluate
Tahap paling akhir adalah melakukan evaluasi dan memberikan rating untuk tiap kompetensi berdasarkan hasil di tahap klasifikasi. Evaluasi dan penilaian didasarkan pada bukti-bukti perilaku yang telah diperoleh, baik itu yang hasilnya positif maupun yang negatif.
Demikian sekilas tentang metode dan tahapan kerja asesor dalam Assessment Center.
Pernahkah Anda mendengar DISC, MBTI, NEO-PI-R, dan HPI? Ini adalah sedikit contoh instrumen yang sering digunakan dalam proses merekrut atau mengembangkan pegawai.
Ada banyak lagi instrumen lainnya yang sering digunakan oleh perusahaan. Bahkan tidak jarang perusahaan menggunakan instrumen yang dikembangkan sendiri untuk dapat menjaring calon pegawai yang cocok dengan misi dan visi perusahaan. Proses asesmen seringkali mensyaratkan penggunaan beragam instrumen. Mengapa? Karena hanya menggunakan satu instrumen saja tidak cukup untuk mengetahui aspek-aspek mental seseorang. Untuk mengukur kecerdasan intelektual, digunakan IQ test, sementara untuk mengukur kepribadian ada lagi instrumen lainnya. Belum lagi jika ingin mengukur sikap kerja, tingkat stress, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Seberapa efektif kah penggunaan instrumen-instrumen psikologis ini?
Sangat efektif untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait aspek mental individu, terutama kesiapan untuk terjun ke dunia kerja. Perusahaan tentunya tidak ingin asal merekrut, semakin strategis posisi yang ditawarkan akan lebih baik jika perusahaan mendapatkan informasi mendalam dari aspek psikologis calon pegawai dan bukan semata kemampuan teknis yang andal.
Bagaimana kah dengan calon pegawai yang akan di-ases?
Mau tidak mau suka atau tidak suka, calon pegawai harus menjalaninya jika itu bagian dari proses rekrutmen. Menjalani prosesnya dengan menjadi diri sendiri adalah lebih baik daripada berupaya menjadi orang lain atau berusaha menyesuaikan setiap pilihan jawaban. Ketidak-konsistenan akan terlihat jika jawaban-jawaban yang diberikan saling bertolak belakang antara instrumen yang satu dengan yang lain. Banyak sekali instrumen yang memiliki indikator silang antara instrumen yang satu dengan yang lain sehingga akan terlihat jawaban yang konsisten atau tidak.
Sejauhmana penerapan asesmen psikologis dilakukan di tempat kerja?
Saat ini di Indonesia semakin banyak yang menggunakan asesmen psikologis. Bahkan banyak perusahaan besar, telah mengembangkan bentuk asesmennya sendiri, sehingga akan berbeda satu dengan yang lainnya, tidak semata menggunakan psycho-test yang sepertinya sudah menjadi standar masa lalu.
Tren yang terlihat bahwa semakin besar perusahaan, semakin spesifik instrumen yang mereka gunakan untuk proses rekrutmennya. Hal ini karena biasanya berkaitan juga dengan proses training dan development yang akan diberikan untuk pegawai tersebut.
Asesmen psikologis yang saat ini sedang naik daun adalah assessment centre. Ini mengacu pada pengukuran kompetensi individu. Sejauhmana calon pegawai mampu dan kapabel mengisi posisi yang ditawarkan sekaligus juga membedakan antara individu yang mampu berkinerja tinggi dengan kinerja rata-rata. Proses yang dijalani dalam assessment centre biasanya lebih panjang dibandingkan proses asesmen yang standar.
Bahkan dengan berkembangnya teknologi, dipastikan akan semakin beragam instrumen psikologis ataupun asesmen yang digunakan di masa depan.
Profesi bergaji tinggi sudah pasti akan menjadi incaran banyak orang. Jika Anda tidak mendapatkannya, janganlah berkecil hati. Mengapa? Inilah alasannya!
1. Punya gaji besar itu impian, tapi realistis saja!
Anda mungkin berharap bisa memiliki pekerjaan dengan gaji besar. Tapi jika saat ini yang Anda jalani adalah pekerjaan dengan gaji kecil ya jalani saja. Hindari mengawang terlalu jauh. Anda harus realistis menghadapi kenyataan.
Dengan realistis menghadapi kenyataan, maka Anda akan belajar ilmu yang sulit dipelajari, yaitu ikhlas. Ketika Anda sudah ikhlas menjalaninya, maka mudah-mudahan pekerjaan gaji kecil yang Anda miliki sekarang akan membawa kesuksesan. Yang jelas, Anda tidak menjadi orang yang gagal.
2. Pekerjaan gaji besar belum tentu membawa kebahagiaan
Hal yang sebenarnya Anda butuhkan di dunia ini adalah kebahagiaan dan ketenangan. Nah, keduanya itu ada di hati. Bagaimana mungkin Anda bisa bahagia jika hati gelisah? Bagaimana Anda bisa tenang, jika hati resah? Kegelisahan ini bisa diawali dari kebingungan menata gaji kecil atau justru bingung menghabiskan gaji besar, mungkin.
Tenang dan bahagia bisa membuat seseorang menjadi lebih sehat. Sebaliknya, kegelisahan adalah sumber penyakit mental. Kebahagiaan juga membuat Anda mengerti arti bersyukur. Karena Anda masih punya pekerjaan dibanding teman Anda yang mungkin masih kebingungan mencari pekerjaan.
Soal Anda ingin mencoba lagi melamar kerja di profesi bergaji tinggi bisa diatur. Kelak jika kesempatan terbuka lagi Anda bisa mencoba melamarnya lagi.
3. Perhatikan orang-orang di sekitar
Seperti disebutkan tadi, Anda harus melihat ke bawah (orang-orang sekitar Anda). Siapakah teman-teman yang sudah bekerja dengan gaji yang lebih kecil dari Anda?
Hindari melihat ke atas terus – melihat pekerjaan gaji lebih besar, hanya karena Anda belum mendapatkannya, cenderung membuat Anda semakin gelisah. Anda akan lebih pegal karena selalu melihat “kehijauan” rumput tetangga. Rasa iri akan membawa kesulitan bagi diri sendiri, karena Anda memikirkan yang tidak Anda punyai.
4. Semua Berproses
Segala sesuatu itu memerlukan proses. Anda harus mempercayai hal ini. Jadi, jika Anda saat ini baru diberi kesempatan mendapatkan gaji kecil, maka Anda harus terus berproses untuk mengembangkan diri dan semakin berkompeten. Ketika waktunya tiba, Anda menjadi lebih mudah mendapatkan gaji besar.
Selain itu, Anda bisa mencari pekerjaan sampingan yang memberikan penghasilan tambahan. Seberapa pun besarnya penghasilan dari pekerjaan sampingan ini, Anda tetap harus bersyukur.
Kesimpulan
Ingin mendapatkan gaji besar di profesi bergaji tinggi? Tentu hal yang perlu Anda lakukan adalah mengenali diri sendiri. Salah satu cara mengenali diri sendiri adalah dengan melakukan asesmen terhadap diri sendiri atau ikut serta diri pada tes-tes yang ada di luar sana. Anda bisa mengembangkan diri berdasarkan hasil tersebut sehingga bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar. Walau, yang terpenting adalah seberapa besar potensi Anda terwujud dibandingkan mengejar profesi bergaji tinggi semata.
Asesmen merupakan hal krusial bagi perusahaan. Dengan melakukan asesmen, perusahaan dapat menilai kompetensi saat ini yang dimiliki karyawan secara obyektif. Dengan penilaian yang obyektif, maka bisa dipakai untuk mengukur kinerja karyawan di masa depan.
Asesmen bisa dilakukan oleh bagian HRD sebagai bentuk asesmen internal atau bisa dilakukan oleh lembaga independen yang menyediakan jasa asesmen. Mengapa perusahaan melakukan asesmen?
Melalui asesmen, perusahaan memiliki dasar untuk menilai kemampuan kerja karyawan yang hasilnya bisa digunakan untuk menyusun program pengembangan karyawan, termasuk melakukan kaderisasi kepemimpinan dalam perusahaan.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan asesmen terkait kompetensi kerja. Berikut ini tiga metode yang secara umum sering digunakan:
Analisis Kasus
Metode ini mengharuskan karyawan untuk melakukan analisis secara rinci terkait kasus tertentu yang diajukan. Dari analisis kasus, dapat diukur bagaimana kemampuan karyawan memahami dan menguasai masalah serta menjelaskan sudut pandang mereka.
Kompetensi problem solving, menyusun strategi, membangun rencana, dan mengatur tugas seringkali diukur melalui metode ini. Bagaimana karyawan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah secara tepat dapat dilihat dari analisis yang dilakukannya.
Presentasi
Metode ini bertujuan untuk melihat bagaimana kemampuan karyawan dalam menjelaskan pemikiran dan pendapatnya dengan efektif. Sudah pasti kompetensi komunikasi menjadi kompetensi yang dinilai dari metode ini.
Melalui presentasi, juga dapat diukur kemampuan karyawan untuk membangun hubungan, memunculkan impresi, dan meng-influence untuk memberi pengaruh positif. Kemampuan komunikasi verbal merupakan kemampuan esensial yang dapat dijadikan pertimbangan apakah karyawan layak untuk mendapatkan posisi pemimpin atau tidak.
Role Playing
Simulasi berupa interaksi tatap muka secara interpersonal antar karyawan dengan role player terkait kasus tertentu. Melalui role playing, dapat dinilai secara spesifik kompetensi karyawan dalam hal negosiasi, komunikasi, dan membangun hubungan. Role playing menjadi metode krusial dari rangkaian tes karena bisa mengukur secara efektif bagaimana kemampuan karyawan dalam menindaklanjuti sebuah masalah secara langsung.
Setiap karyawan tentu memiliki harapan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik atau peningkatan karir. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, karyawan bergantung pada penilaian perusahaan, baik dalam penilaian kinerja maupun penilaian kompetensi.
Penilaian kompetensi atau asesmen kompetensi dilakukan perusahaan guna menilai tingkat kecakapan kompetensi sehingga karyawan layak diberikan posisi jabatan yang lebih tinggi atau dipromosikan oleh perusahaan.
Bukan hanya asesmen kompetensi, tetapi juga ada beberapa asesmen lainnya yang dapat dipilih oleh perusahaan untuk menilai dan mengembangkan karir para karyawan. Self-Inventory dan wawancara termasuk dua metode yang seringkali digunakan oleh perusahaan.
Berikut ini adalah peran self-inventory dan wawancara sebagai alat bantu menilai kelayakan karyawan untuk mengembangkan karir karyawan atau mendapatkan promosi jabatan.
Self-Inventory
Self-Inventory atau self-preference memiliki tujuan untuk mengetahui preferensi karyawan. Metode ini memungkinkan perusahaan mengetahui bagaimana cara karyawan memandang diri mereka sendiri, termasuk dalam menilai lingkungan pekerjaan, sikap, cara kerja, hingga motivasi kerja.
Self-inventory memiliki beragam bentuk isian kuesioner yang terdiri dari banyak item yang perlu dijawab, termasuk juga kuesioner berbentuk tes dan isian berupa esai merupakan bagian dari penggambaran tentang diri sendiri. Hasil akhir self-inventory adalah bagian yang tak terpisahkan dari beragam alat tes lainnya. Self-inventory dapat mempengaruhi keseluruhan hasil penilaian sehingga tidak boleh dianggap remeh.
Wawancara
Setiap perusahaan dapat menerapkan sistem wawancara yang berbeda untuk melakukan asesmen. Secara umum, pertanyaan-pertanyaan wawancara untuk pengembangan karir biasanya berpedoman pada standar karakter dan indikator yang telah ditetapkan dalam sebuah model kompetensi. Dengan menggunakan standar dari model kompetensi maka pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara menjadi lebih terstruktur.
Wawancara kompetensi juga dapat memberikan gambaran mengenai cara kerja dan sikap karyawan dalam mengembangkan diri mereka sendiri, termasuk juga bagaimana karyawan mengatasi rasa bosan atau menyemangati diri sendiri saat bekerja. Hasil akhir dari wawancara menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penilaian keseluruhan. Salah satu kegunaan wawancara adalah perusahaan menjadi lebih mengenali dan mengetahui karakter setiap karyawan, termasuk memiliki gambaran lebih baik terkait sudut pandang karyawan terbaru mengenai beragam kondisi yang dihadapi perusahaan.
Dengan demikian, self-inventory dan wawancara adalah metode yang tidak bisa dilewatkan oleh perusahaan, karena selain perusahaan mendapatkan gambaran tentang karyawan untuk pengembangan karir, perusahaan juga mendapatkan perspektif segar dari karyawannya untuk membantu pertumbuhan perusahaan.
Pengembangan karir merupakan hal yang penting bagi para karyawan agar produktivitas kerja di tempat kerja meningkat. Sebelum melakukan pengembangan karir, sebuah perusahaan perlu melakukan asesmen terlebih dahulu sebagai modal awal bagi perusahaan untuk mengetahui pengembangan karir yang tepat untuk karyawan tersebut.
Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen terhadap kinerja karyawan. Instrumen tersebut biasanya merupakan beberapa tes yang tersebar untuk mengukur berbagai macam aspek.
Setiap tes yang diberikan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda sesuai tujuan alat tes tersebut dibangun. Misal, untuk mengukur tingkat kompetensi karyawan apakah sudah sesuai atau untuk mengenali potensi karyawan untuk dikembangkan lebih jauh. Berikut ini adalah beberapa contoh tes atau asesmen yang dapat dilakukan oleh perusahaan terhadap para karyawan.
Tes Psikometri
Psikometri merupakan tes yang bertujuan untuk mengenali aspek mental psikologis individu. Ada beragam jenis tes psikometri yang tersedia, baik yang dibangun oleh perusahaan sendiri maupun yang diciptakan oleh lembaga asesmen atau psikologi. Salah satu contoh tes psikometri yang popular adalah tes potensi kognitif karyawan. Tes ini banyak jenisnya juga.
Yang pasti setiap tes psikometri yang digunakan, wajib lolos uji validitas dan reliabilitas sehingga alat tes tersebut memiliki standar ilmiah yang bisa dipercaya. Selain potensi kognitif, tes psikometri juga dapat disusun untuk mengukur beberapa aspek yang terdiri dari penalaran verbal, angka, dan abstraksi. Ketiganya memiliki peranan penting untuk memilih karyawan yang menempati jabatan-jabatan managerial.
Soal-soal Asesmen
Soal-soal asesmen digunakan dalam rangkaian untuk menilai kompetensi karyawan yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan karyawan lebih spesifik berdasarkan hasil penilaian kompetensi tersebut. Peran asesmen dalam pengembangan karir ini akan membantu perusahaan mengenali kompetensi-kompetensi unggul para karyawan. Dari hasil penilaian asesmen perilaku, perusahaan dapat melakukan analisa terhadap setiap karyawan apakah mampu memenuhi standar kecakapan kompetensi untuk suatu posisi atau tidak.