Our Perspectives

Seberapa Penting Work Life Balance?

Saat ini kita pasti sering mendengar istilah work life balance. Istilah ini sering digunakan oleh para karyawan untuk menjaga keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menjaga keseimbangan antar kedua hal ini sangat penting.  Kita dituntut untuk mampu mengalokasikan waktu dan energi untuk kehidupan kerja dan kehidupan pribadi secara seimbang. Dengan begitu kita dapat meningkatkan produktivitas kerja dan dapat mengeksplor hobi atau kemampuan lain di luar pekerjaan.

Menurut riset, jika kita mampu menerapkan work life balance dengan baik, kita pun akan lebih bahagia karena mampu menjalani pekerjaan dan kehidupan pribadi secara seimbang. Survei internasional, Deloitte yang bertajuk The Deloitte Global 2022 Gen Z and Millennial Survey, mencatat bahwa work life balance atau keseimbangan kerja menjadi prioritas utama generasi ini. Tercatat sebanyak 32% responden Gen Z dan 39% milenial menyatakan keseimbangan kerja menjadi pertimbangan mereka bekerja di perusahaan mereka saat ini.

Berikut manfaat dan cara mewujudkan work life balance bagi para karyawan:

Manfaat work life balance

1. Menurunkan resiko stres

Banyak karyawan yang tidak mampu menerapkan work life balance karena tekanan dan tuntutan pekerjaan yang berat. Tidak sedikit karyawan yang mengalami stres karena hal ini. Stres merupakan masalah kesehatan yang paling sering dialami karyawan. Jika dibiarkan bisa mengakibatkan burnout dan menurunnya produktivitas.

Untuk itu sangat penting menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jika kita mampu menjaga keseimbangan kedua hal ini, kinerja akan meningkat. Bahkan bisa menjadi lebih produktif. Kita pun masih memiliki waktu untuk melakukan hal lain yang menyenangkan.

2. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, karyawan yang bekerja 50 jam atau lebih dalam seminggu berdampak negatif bagi kehidupan pribadi. Juga berdampak buruk terhadap kesehatan, baik fisik maupun mental. Bekerja keras boleh saja namun jangan sampai mengorbankan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental. Tidak ada yang lebih penting dari kesehatan.

Untuk itu ketika jam kerja, fokus dengan apa yang dikerjakan. Pastikan pekerjaan dapat selesai tanpa ada tambahan jam kerja atau lembur. Begitupun ketika berada di rumah, beri waktu dan ruang bagi otak dan tubuh untuk beristirahat. Hilangkan dan singkirkan terlebih dahulu pikiran tentang pekerjaan atau apa yang terjadi di tempat kerja. Di saat ini sebaiknya fokus hanya pada kehidupan pribadi saja. Jika kita mampu menjaga keseimbangan antara dua hal ini, maka hidup kita akan lebih rileks dan bebas dari stres.

3. Meningkatkan kualitas hidup dan performa kerja

Mampu menerapkan Work life balance dengan baik juga berdampak positif pada kualitas hidup dan performa kerja. Pasalnya, kesehatan fisik dan mental sudah terjaga dengan baik. Kita juga bisa mengerjakan pekerjaan dengan lebih fokus. Sehingga dapat memberikan kinerja terbaik untuk perusahaan, tanpa perlu khawatir berlebihan dengan kondisi kehidupan sosial.

Begitupun saat di luar jam kerja, kita akan lebih tahu prioritas hidup diri sendiri. Memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman, tanpa terbebani pekerjaan di kantor.

Cara mewujudkan work life balance

1. Buat prioritas pekerjaan

Hal pertama untuk mewujudkan work life balance adalah membuat dan menetapkan prioritas tugas atau kegiatan. Catat dan dahulukan tugas mana yang sekiranya penting atau urgent. Jika pekerjaan yang diterima terlalu banyak dan melampaui batas kemampuan, kita bisa meminta bantuan rekan kerja lain atau meminta tambahan waktu untuk menyelesaikannya.

2. Tidak menunda pekerjaan

Jika kita memiliki kebiasaan menunda-nunda tugas, maka hilangkan kebiasaan itu. Ingat menunda pekerjaan tidak membuat pekerjaan tersebut selesai dengan sendirinya. Melainkan tugas akan semakin menumpuk hingga semakin sulit untuk dikerjakan.

Solusinya, mulailah mengerjakan tugas yang mudah terlebih dahulu. Selesaikan satu persatu sebelum lanjut ke tugas selanjutnya. Semakin cepat kita menyelesaikan pekerjaan, waktu istirahat semakin banyak pula. Kita pun dapat melakukan kegiatan lain di luar pekerjaan.

3. Tetapkan kapan harus berhenti

Tuntutan dan tekanan kerja yang begitu berat dan banyak dalam setiap waktu, menyebabkan banyak karyawan yang mencurahkan seluruh waktu dan energinya pada pekerjaan. Bahkan saat libur dan akhir pekan. Akibatnya, energi pun habis dan tidak memiliki banyak waktu untuk menjalankan kehidupan pribadi.

Jika kita sudah berada di tahap ini, cobalah berhenti dan beristirahat. Kita bisa mengambil cuti 1-2 hari untuk melakukan aktivitas apapun yang disukai. Misalnya, pergi berlibur atau menjalankan hobi. Jangan lupa untuk mematikan notifikasi ponsel, memberitahu atasan, dan rekan kerja bahwa kita sedang cuti. Siapa tahu dengan mengambil cuti bisa memulihkan diri dari aktifitas kerja. Bisa kembali semangat dan fokus saat kembali bekerja nantinya.

Tips Menghadapi Psikotes Kerja

Untuk Anda yang sedang mendapat panggilan kerja, salah satu fase yang harus dilewati selain proses wawancara kerja yaitu mengikuti tes psikologis atau psikotes. Psikotes merupakan tahapan seleksi untuk mengetahui karakteristik kerja seseorang dan bagaimana kecocokan karakteristik tersebut dengan budaya perusahaan dan tipe pekerjaan yang akan ditangani. Tujuan dari psikotes adalah untuk mengukur kemampuan, keterampilan serta karakteristik individu secara psikologis.

Jika Anda belum mengetahui apa itu tes psikologis atau psikotes, maka sebelum mengikuti tes ini wajib mencari tahu atau melakukan riset terlebih dahulu. Mencari tahu bagaimana proses psikotes,  juga dapat membantu Anda melewati soal tes dengan baik. Psikotes sendiri terdiri dari beberapa jenis tes, jadi penting untuk memahami tes ini dengan baik.

Berikut tips menghadapi psikotes kerja:

1. Persiapan fisik

Persiapan satu ini merupakan persiapan dasar yang tidak kalah penting sebelum menghadapi psikotes kerja. Saat mengikuti psikotes, kita  dituntut untuk memiliki fokus yang baik dalam mengerjakan setiap soal dengan batasan waktu yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, usahakan kondisi fisik benar-benar fit, jangan lupa untuk makan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes. Pastikan untuk istirahat yang cukup agar tubuh dan pikiran menjadi lebih segar dan siap menghadapi psikotes.

2. Datang tepat waktu

Datang tepat waktu sangat penting ketika mengikuti psikotes.  Ini  memberikan kesan yang baik dan menunjukan bahwa kita serius dalam mengikuti tes. Berbeda jika kita datang terlambat, selain memberikan kesan buruk, datang terlambat juga membuat kita merasa terburu-buru dan cemas saat mengerjakan soal. Selain itu, jika psikotes ini diikuti oleh beberapa peserta, dapat mengganggu konsentrasi mereka yang sedang mengerjakan tes.

3. Memahami instruksi dengan cermat

Psikotes biasanya terdiri dari beberapa jenis tes psikologi, seperti tes IQ, tes kepribadian, tes kemampuan dan lain sebagainya. Setiap jenis tes ini memiliki cara mengerjakan yang berbeda, mulai dari ketentuan hingga waktu pengerjaannya.  

Oleh karena itu, ketika diberikan soal psikotes, hal pertama yang dilakukan adalah jangan buru-buru untuk mengerjakannya. Luangkan waktu sebentar untuk membaca instruksi dengan cermat hingga paham. Baca dan pahami setiap instruksi, perintah, maupun larangan yang diberikan. Jika ada instruksi  yang kurang jelas atau tidak dipahami, Anda bisa menanyakan hal tersebut.

4. Fokus, teliti, dan tenang

Fokus, teliti, dan bersikap tenang merupakan kunci utama dalam memudahkan kita mengerjakan psikotes dengan baik. Kerjakan dan baca setiap soal dengan fokus. Teliti dan hindari distraksi yang dapat menghambat kita dalam mengikuti psikotes. Yang terakhir yang tidak kalah penting adalah bersikaplah tenang. Meskipun psikotes memiliki batasan waktu, namun jangan sampai Anda terburu-buru dalam mengerjakannya.  

Tanpa ketiga hal tersebut diatas , hasil yang diharapkan akan jauh dari kenyataan. Meskipun Anda pandai dan cerdas, tetapi tanpa fokus, ketelitian, dan ketenangan, hal ini menjadi sebuah kekurangan. Bahkan bisa membuat Anda gagal ujian tes.

5. Miliki manajemen waktu yang baik

Salah satu hal yang membuat kandidat gagal dalam psikotes karena manajemen waktu yang buruk. Mereka tidak mampu me-manage waktu dengan baik dalam menjawab atau mengerjakan soal psikotes. Tips penting yang harus dilakukan adalah ketika Anda sudah menjawab satu soal, segera fokus ke soal berikutnya. Kerjakan soal secara berurut jika ingin optimal. Hal ini demi menjaga konsentrasi sekaligus mengatur kecepatan dalam mengerjakan soal. Psikotes memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Mengapa demikian? Psikotes menuntut pemahaman kita tentang diri sendiri. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam soal-soal kepribadian. Dalam penilaian psikotes, bukan hanya kecerdasan yang dipertimbangkan, tetapi juga karakter pribadi yang diinginkan oleh perusahaan. Maka dari itu, yakin dalam menjawabnya. Semakin Anda mengenali diri sendiri, semakin baik Anda menjalaninya.

Cara Membangun Personal Branding dalam karir

Membangun personal branding sangat penting untuk mempromosikan keahlian atau keunggulan diri. Terutama dalam mempersiapkan atau membangun karir. Saat ini banyak perusahaan yang merekrut pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan melihat personal branding orang tersebut.

Personal branding adalah ciri khas atau keunikan yang dipunyai, yang ditampilkan, dan hal-hal yang ditunjukan sehari-hari. Seperti apa orang lain menilai kita, baik didunia nyata maupun di dunia digital. Personal branding dapat disebut juga dengan pembentukan citra diri dimata orang lain terhadap diri kita.

Membangun personal branding dapat memberikan banyak manfaat, selain bisa memperluas koneksi, juga dapat membuka peluang baru dan memberikan kesuksesan karir.  Apalagi di era digital seperti sekarang ini, kita dapat membangun personal branding melalui platform digital atau media sosial.

Berikut ini beberapa cara membangun dan mengembangkan personal branding:

1. Pahami kelebihan dan citra yang ingin dikenal

Hal pertama memulai personal branding adalah dengan mengenal kelebihan atau keunikan diri sendiri. Temukan kelebihan yang dapat ditonjolkan untuk membantu membangun personal branding sesuai dengan diri kita. Kita dapat fokus pada kelebihan yang dimiliki dan menjadikannya senjata utama untuk menjual kemampuan diri.

Setelah mengetahui kelebihan diri, selanjutnya menetapkan citra seperti apa yang ingin dibangun dan tampilkan. Pencitraan adalah gambaran dari karakter yang sengaja ingin ditampilkan, dan seperti apa yang ingin orang lain lihat dari sosok diri kita.

2. Menentukan target dan tujuan

Saat membangun personal branding, kita juga perlu menentukan target atau pihak yang menjadi tujuan utama. Menentukan target akan membantu kita menentukan apa saja yang harus dilakukan agar kemampuan dan citra kita dapat dikenal oleh orang lain. 

Setelah menentukan target, hal selanjutnya adalah menetapkan tujuan. Tentukan tujuan ingin dikenal sebagai siapa? Apakah sebagai seorang penulis, guru, seorang digital marketing atau profesi lain di bidang tertentu. Menetapkan tujuan merupakan langkah krusial dalam membangun personal branding yang kuat. Kita harus menentukan seperti apa atau sebagai siapa diri kita ingin dikenal orang. Pertanyaan-pertanyaan demikian haruslah dapat dijawab jika kita ingin membangun personal branding yang solid dan kuat.

3. Terus mengasah keterampilan

Mengasah keterampilan terus menerus adalah elemen yang sangat penting ketika membangun personal branding. Ini membuat kita mudah untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Jika kita mampu beradaptasi, maka orang lain dapat menilai kita sebagai orang yang kompeten dan up-to-date. Dari keterampilan yang kita milikilah, orang lain menilai apakah kita termasuk orang yang kompeten atau tidak. pilihlah bidang keterampilan yang sesuai dan ingin ditekuni untuk menjadi branding kita nantinya.

4. Memperluas networking

Hal selanjutnya untuk membangun personal branding adalah memperluas networking. Memiliki networking yang luas, selain bisa menambah relasi atau teman, kita juga mendapatkan teman diskusi atau teman untuk bertukar pengalaman. Kita tidak perlu terpaku hanya berkumpul dengan satu kelompok tertentu saja, justru kita perlu menambah relasi dari kelompok lain yang memiliki background berbeda dengan diri kita.

Selain itu, melalui jaringan pertemanan atau networking yang luas dapat membuka lebih banyak kesempatan berkembang. Memperluas networking dan bertemu dengan banyak orang juga dapat membantu kita mengembangkan serta melatih skill komunikasi atau public speaking. Skill ini sangat bermanfaat dalam dunia kerja dan akan melatih kemampuan dalam menjalin komunikasi dengan orang lain.

5. Jadi diri sendiri

Menurut Psychology Today, salah satu hal penting dalam membangun personal branding adalah menjadi diri sendiri. Kamu harus menjadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain untuk terlihat bagus. Menjadi orang lain justru akan membuat tidak nyaman dalam menjalani aktivitas dan dapat menimbulkan mispersepsi di kemudian hari. Jadilah diri sendiri dan bangun citra diri seunik dan seidentik mungkin agar mudah diingat oleh orang lain.

Itulah tips untuk membangun personal branding yang kuat. Selain tips di atas yang tidak kalah penting dalam membangun personal branding adalah menjaga reputasi dan konsisten. Menjaga reputasi yang baik dan konsisten juga menjadi kunci dalam menguatkan personal branding. Jika semua itu kita lakukan, maka kita telah membuktikan kita orang yang pantang menyerah dan autentik.

Persiapan Penting Sebelum Melamar Kerja

Mencari dan mendapatkan pekerjaan memang tidak mudah dilakukan, baik oleh mereka yang baru lulus kuliah maupun mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja. Proses melamar kerja juga tidak hanya mencari lowongan kerja dan mengirim CV atau surat lamaran saja, tapi juga harus memastikan kalau diri siap untuk menghadapi proses rekruitmen yang panjang.

Untuk itu, sebelum melamar kerja dibutuhkan persiapan yang baik. Dengan persiapan yang baik akan membuat proses melamar pekerjaan menjadi efektif dan terarah. Sehingga bisa diperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Dan bagi para jobseekers yang sedang mencari kerja harus tahu apa saja yang harus dipersiapkan saat melamar kerja. Berikut persiapan yang dibutuhkan:

1. Kenali kualitas diri untuk membangun personal branding

Mengetahui kualitas diri atau penilaian terhadap diri sendiri adalah hal penting untuk membangun personal branding. Saat melamar kerja kita perlu mengetahui nilai jual kita, misalnya keahlian atau skill yang dipunyai, keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki. Buatlah diri seprofesional mungkin sehingga recruiter bisa menilai kemampuan yang dimiliki.

Dengan mengenal kualitas diri secara baik, maka kita dapat membangun personal branding dan dapat ’memasarkan’ diri secara baik. Hal ini juga membuktikan bahwa kita bisa menjadi karyawan yang ideal. Kita juga dapat memanfaatkan media sosial seperti LinkedIn, Instagram, twitter, dan sosial media lainnya untuk memperkuat personal branding. Saat ini tidak jarang perekrut yang mencari tahu calon karyawanya lewat sosial media, dan mengecek jejak digital mereka.

2. Cari tahu perusahaan dan bidang pekerjaan yang dilamar

Sebelum memutuskan untuk melamar dan mengirim berkas lamaran, kita perlu mempelajari dan mencari tahu perusahaan yang ingin dimasuki dengan mencari informasi sebanyak mungkin. Misalnya, mengunjungi blog, website, atau sosial media perusahaan tersebut. Kita perlu mencari tahu seluk baluk perusahaan mulai dari industrinya, jenjang karir, sistem kerja, budaya kerja, lingkungan kerja, dan lain sebagainya.

Namun jika kita kesulitan untuk mencari info di internet, kita dapat bertanya ke karyawan atau orang yang pernah bekerja di sana. Dengan informasi ini, kita bisa mantap untuk tetap melanjutkan melamar kerja di sana atau tidak. Riset juga dapat membantu kita dalam menjawab pertanyaan saat wawancara.

3. Ikuti pelatihan atau training

Sebelum melamar kerja, kita juga perlu mempersiapkan keahlian. Bisa dengan mengikuti training, kursus atau beragam pelatihan yang sesuai dengan bidang yang kita minati. Dengan mengikuti pelatihan, selain meningkatkan kompetensi, kita juga mendapatkan bukti kompetensi yang dimiliki berupa setifikat. Sertifikat atau dokumen pelatihan ini menambah nilai plus pada surat lamaran kerja yang dikirim.

Sertifikat bisa juga digunakan sebagai dokumen pendukung untuk menambah nilai jualmu. Sertifikat membuktikan bahwa kita pernah mengikuti pelatihan atau keterampilan tersebut. Pastikan juga sertifikat yang dilampirkan relevan dengan pekerjaan yang dilamar.

4. Membuat surat lamaran dan CV yang tepat dan menarik

CV yang tepat dan menarik adalah CV yang informatif, jelas, rapi, dan berisi data diri terbaru. Pastikan surat lamaran ditulis dengan terstruktur menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Kita juga bisa mengemas CV dengan desain yang menarik agar recruiter melirik CV kita.

Pada dasarnya surat lamaran kerja dan resume yang dibuat merupakan representasi diri. Pastikan semua yang ada didalamnya mewakili diri dengan baik. Jangan lupa siapkan juga portofolio terbaik yang berisi kemampuan atau hasil kerja yang pernah dicapai olehmu.

5. Mempersipakan dokumen yang dibutuhkan

Saat melamar kerja pasti akan diminta untuk membawa atau melampirkan dokumen-dokumen sebagai persyaratan. Pastikan kita mempersiapkan dokumen ini secara lengkap.

Beberapa dokumen yang biasa diminta dan perlu dipersiapkan diantaranya, CV atau resume, fotokopi ijazah dan transkrip nilai, fotokopi KTP, fotokopi sertifikat atau pelatihan, SKCK, pas foto terbaru, dan lainnya. Untuk meminimalisir kesalahan, ada baiknya kita membaca dan mencermati ulang poin-poin apa saja yang penting dari info lowongan kerja.

Tips Menjaga Hubungan Baik di Tempat Kerja

Berada di tempat kerja selama 8-10 jam perhari dan menghabiskan separuh waktu kita sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Bisa dibilang tempat kerja sebagai rumah kedua. Maka dari itu sebisa mungkin kita harus membuat suasana kerja nyaman dan menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berada di tempat kerja.

Menjaga hubungan baik dengan semua orang, mulai dari atasan hingga rekan kerja sangat penting. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Selanjutnya dapat memberikan dampak baik bagi kinerja dan produktivitas.

Yuk, kita bahas beberapa cara untuk menjaga hubungan baik di tempat kerja:

1. Bersikap ramah dan sopan

Bersikap ramah dan sopan dengan semua orang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Contoh sederhana misalnya, saling menyapa dan memberikan senyuman pada rekan kerja saat bertemu atau berpapasan, berbicara atau berdiskusi dengan bahasa yang sopan. Dengan bersikap ramah dan sopan, maka energi positif akan menular ke orang lain.

2. Saling menghormati dan menghargai sesama

Sebuah studi dari The Balance Career menyebutkan bahwa menghormati teman kerja akan membuat hubungan pertemanan semakin erat. Di tempat kerja, kita pasti bertemu orang-orang yang memiliki latar belakang suku, agama, dan bahkan usia yang berbeda-beda. Bersikap saling menghormati dan menghargai antar sesama sangat penting karena saat bekerja kita pasti akan saling berinteraksi, bekerjasama, dan saling membutuhkan satu sama lainnya.

3. Saling membantu

Sikap saling tolong menolong dipercaya dapat membangun hubungan kerja yang baik. Saat bekerja, kita akan selalu saling bekerjasama dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Jika ada rekan kerja yang mengalami kesulitan atau masalah ada baiknya dibantu. Mulai dari memberikan masukan atau dukungan hingga membantu menyelesaikan pekerjaan kepada mereka. Dengan begitu, saat kita mengalami kesulitan, rekan kerja pun dengan senang hati akan membantu.

4. Jaga batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Menjaga batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi adalah bagian yang seringkali dilupakan dalam membangun hubungan dengan rekan kerja. Contohnya, tidak membahas atau ikut campur masalah pribadi rekan kerja dan tidak mengganggu rekan kerja soal perkerjaan saat di luar jam kerja kecuali jika benar-benar penting. Ini akan membantu kita menjaga keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

5. Membangun kepercayaan

Membangun rasa kepercayaan merupakan faktor penting dalam bekerja. Sekalipun kita termasuk orang yang sulit percaya dengan orang lain, namun saat bekerja, membangun rasa saling percaya merupakan karakteristik penting dalam membangun hubungan baik. Salah satu cara membangun kepercayaan adalah dengan menghindari gosip dengan rekan kerja. Gosip dapat menyebabkan ketidakpercayaan yang dapat menimbulkan konflik dan permusuhan antar sesama rekan kerja.

Tantangan-tantangan di Tempat Kerja

Banyak hal terjadi di dunia kerja. Mulai dari kejadian menyenangkan sampai hal-hal kurang menyenangkan yang bisa membuat kita merasa kesulitan. Setiap tempat kerja memiliki lingkungan dan budaya kerja yang khas sesuai dengan berbagai keunikan dan masalah di dalamnya.

Saat memasuki dunia kerja kita harus siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan hal tidak terduga lainnya yang mungkin terjadi. Tantangan ada untuk dihadapi dan diatasi. Jika kita melarikan diri dari permasalahan yang terjadi hanya akan membuat kita semakin merasa tidak nyaman.

Dan berikut ini tantangan yang sering kita hadapi di tempat kerja:

1. Perbedaan pendapat

Ketika bekerja pasti kita akan berhubungan dengan orang lain atau banyak orang. Banyak orang berarti juga banyak kepala dengan banyak pemikiran, karakter, dan sudut pandang yang berbeda. Hal inilah yang sering menyebabkan perbedaan pandapat atau perselisihan. Apa yang kita rencanakan sering tidak sejalan dengan pandangan rekan kerja lain.

Sebenarnya hal ini merupakan hal yang sering kita hadapi saat bekerja. Sehingga saat terjadi perbedaan pendapat, sebisa mungkin untuk tetap berfikir positif, mencoba untuk menerima dan menghargai setiap perbedaan.

2. Motivasi kerja yang menurun

Sebagian dari kita pasti pernah kehilangan motivasi dalam bekerja dengan beragam alasan. Mengerjakan pekerjaan yang sama setiap harinya terkadang membuat kita bosan dan lelah. Di tambah lagi banyaknya tanggung jawab dan tugas yang harus diselesaikan. Deadline yang menumpuk, target yang harus dicapai, dan beberapa hal lain yang menyebabkan menurunnya motivasi kerja.

Terlepas dari apapun jenis pekerjaan yang ditekuni, motivasi atau semangat kerja bisa saja turun maupun naik. Motivasi kerja membuat kita lebih semangat dalam menjalani aktivitas. Oleh karena itu motivasi kerja menurun membuat kita sulit untuk bisa menyelesaikan tanggung jawab. Pekerjaan tidak dapat selesai dengan baik, bahkan bisa membuat kita stres atau depresi.

3. Work-life balance yang buruk

Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi bukanlah hal yang mudah. Ini menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para pekerja. Ditambah dengan pola kerja yang buruk, misalnya lembur yang terlalu sering, kurangnya waktu beristirahat, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan masalah karena mengganggu keseimbangan hidup.

Jika dibiarkan akan menyebabkan menurunnya kinerja. Bahkan dapat mempengaruhi kesehatan. Meskipun sudah banyak solusi untuk mengatasai work-life balance nyatanya hal ini tidak mudah untuk diterapkan. Dibutuhkan waktu dan usaha ekstra untuk membangun work-life balance.

4. Beban kerja yang terlalu berat

Setiap orang yang bekerja pasti memiliki beban kerja yang berbeda-beda, dan target tertentu yang harus di capai. Beban kerja yang terlalu berat dapat menimbulkan masalah membuat karyawan merasa kewalahan dan kelalahan.

Dampak yang terjadi adalah mudah stres, kelelahan, sulit fokus, dan produktivitas menurun. Hal ini harus segera diatas. Caranya mulai dari membuat to do list hingga membicarakan langsung dan mendiskusikan dengan atasan.

5. Lingkungan kerja yang tidak suportif

Lingkungan kerja yang baik bisa mendukung orang yang bekerja di dalamnya, baik secara fisik maupun emosional. Ini bukan tanpa alasan, sebab lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap kepuasan dan motivasi kerja. Jika lingkungan kerja tidak nyaman, maka berdampak pada performa dan kualitas kerja. Bahkan dapat membuat orang yang bekerja di dalamnya merasa tertekan dan tidak dapat bekerja dengan baik.

Tips Meningkatkan Produktivitas Diri Sendiri

Produktivitas yang tinggi dipercaya dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan dan kesuksesan yang diinginkan. Namun, terkadang sangat sulit untuk menjaga produktivitas agar tetap stabil. Apalagi untuk terus meningkat di setiap waktunya.

Selain dapat meningkat efisiensi kerja. Produktivitas juga dapat mencapai target yang ditetapkan dan mencapai kesuksesan dalam hidup pribadi maupun profesional.

Untuk itu, yuk ikuti tips ini agar produktivitas kerja dapat meningkat:

1. Cari tahu waktu-waktu produktif diri sendiri

Setiap orang memiliki waktu produktifnya masing-masing. Ada orang yang bisa sangat produktif saat pagi hari, siang, sore maupun malam hari. Untuk itu kita perlu mengetahui kapan waktu produktif kita. Waktu produktif ini adalah waktu kita bisa sangat bersemangat mengerjakan pekerjaan. Dengan mengenali waktu produktif, maka kita bisa memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik mungkin.

Selain itu kita juga belajar disiplin terhadap diri sendiri. Yaitu dengan cara melakukan hal tersebut secara rutin di saat-saat waktu produktif tersebut. Secara tidak langsung kita akan membangun kebiasaan yang baik. Produktivitas juga terus terjaga.

2. Membuat prioritas kerja

Jika kita termasuk orang yang memiliki banyak pekerjaan yang berbeda-beda dalam satu waktu, maka kita perlu membuat daftar prioritas dari yang paling penting hingga paling tidak begitu penting. Kita harus membuat daftar prioritas tersebut dengan rapi dan urut. Tentukan juga waktu deadline-nya sehingga kita bisa fokus dan semangat dalam mengerjakan tugas.

Kelebihan dari membuat daftar prioritas, kita juga dapat mengetahui tugas apa saja yang memerlukan waktu lebih lama dan tugas mana saja yang bisa cepat selesai. Berusahalah untuk mengerjakan apa yang sudah diagendakan. Laksanakan jadwal dan jangan mudah tergoda dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan agenda yang sudah dibuat.

3. Istirahat yang cukup

Meluangkan waktu untuk beristirahat itu sangat penting. Jika kita terus memaksa diri dan terus memforsir tenaga untuk bekerja, maka ini sangat tidak baik untuk kesehatan fisik dan mental. Otak dan tubuh memerlukan istirahat untuk dapat kembali meningkatkan konsentrasi, kreatifitas, serta menyegarkan pikiran dan tubuh.

Waktu istirahat ini bukan berarti membuang waktu. Sebaliknya, justru berfungsi untuk isi ulang energi. Waktu istirahat adalah waktu kita menemukan waktu tenang kita untuk menyegarkan dan mengisi ulang tenaga dan pikiran. Beberapa penelitian merekomendasikan istirahat selama 15 menit setiap dua jam, namun kita juga bisa tentukan sendiri berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk istirahat agar produktvitas kerja meningkat.

4. Ciptakan suasana kerja yang nyaman

Tahukah kamu? Suasana kerja dapat mempengaruhi produktivitas seseorang. Suasana kerja yang nyaman mampu memberikan dampak positif, meningkatkan konsentrasi, motivasi, dan kinerja secara keseluruhan. Suasana kerja yang nyaman juga dapat membantu kita menjadi lebih fokus pada tugas yang sedang dikerjakan.

Lingkungan kerja yang baik bukan hanya soal ruangan kerja yang nyaman dengan perlengkapan kantor yang lengkap, tetapi juga rekan kerja atau tim yang saling membantu dalam suasana kerja yang mendukung.

5. Hindari kebiasaan menunda

Saat bekerja kita pasti pernah menunda tugas atau dengan berbagai alasan. Ada yang merasa tugas tersebut memiliki deadline yang lama, ada yang kurang menyukai tugas tertentu sehingga selalu menundanya, dan alasan-alasan lain.

Menunda-nunda pekerjaan bukanlah hal yang baik. Justru dapat menambah beban, dan tugas pun akan semakin menumpuk. Ini membuat kita stres akibat banyaknya tugas yang menumpuk. Akibatnya menghambat produktivitas dan waktu kita menjadi tidak efektif.

Kelebihan dan Kekurangan dari Adanya Kompetisi Kerja

Untuk menunjukan siapa yang terbaik di tempat kerja, tentu diperlukan kompetisi. Kompetisi sendiri merupakan hal yang biasa dan akan selalu terjadi dalam kehidupan kita. Apalagi di tempat kerja, banyak orang-orang yang mungkin memiliki misi dan tujuan ingin menjadi yang terbaik. Untuk menunjukan siapa yang terbaik dan dapat menyandang posisi tertinggi, maka kompetisi antar karyawan akan muncul dengan sendirinya.

Kompetisi atau persaingan yang terjadi di tempat kerja memiliki keuntungan dan kerugian. Kompetisi jika dilakukan secara sehat akan menguntungkan untuk diri kita. Namun, sebaliknya persaingan yang tidak sehat dapat membuat suasana kerja tidak menyenangkan, bahkan dapat memicu stres. Jadi, jangan takut untuk melakukan persaingan dan nikmati setiap prosesnya selama persaingan dilakukan dengan cara yang baik.  

Lalu apa saja kira-kira kelebihan dan kekurangan yang akan kita dapatkan dari kompetisi kerja? Berikut kita bahas satu per satu:

Kelebihan kompetisi kerja:

1. Meningkatkan motivasi

Persaingan atau kompetisi dalam dunia kerja dapat mendorong kita untuk menjadi lebih baik. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, sebab persaingan secara tidak langsung merupakan stimulus dan dapat memancing segala kemampuan yang ada dalam diri menjadi lebih terekspos dan tereksplor dengan baik.

Kompetisi juga membuat pekerjaan menjadi lebih seru dan menambah semangat kerja. Kita terpacu untuk menampilkan performa terbaik yang kita miliki demi memenangkan persaingan. Dengan demikian, seluruh potensi yang kita miliki akan keluar dan terpacu untuk bekerja lebih baik lagi.

2. Dapat menjadi karyawan unggulan

Untuk menjadi yang terbaik, maka kita harus bisa mendorong diri sendiri untuk berada di atas standar kinerja. Kompetisi di tempat kerja juga mendorong kita untuk cepat dalam menyelesaikan pekerjaan dan meningkatkan kualitas dan hasil pekerjaan secara maksimal. Hal inilah yang dapat mendorong kita menjadi yang terbaik dan unggul, sehingga atasan maupun rekan kerja menyadari bahwa kita adalah orang yang tepat dan berkompeten.

3. Meningkatkan produktivitas

Kompetisi juga berguna untuk meningkatkan produktivitas. Orang yang sedang berkompetisi akan mendorong dirinya untuk bekerja dengan baik, sungguh-sungguh dan lebih cepat dalam menyelesaikan setiap tugas. Ini memacu seseorang untuk lebih fokus dalam pekerjaan agar dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Dengan begitu, hasil pencapaian yang didapat bisa lebih baik dari sebelumnya. Semangat kompetisi juga akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, tanpa melakukan sesuatu yang dapat menghambat pekerjaan.

Kekurangan kompetisi kerja:

1. Suasana kerja menjadi tidak menyenangkan

Orang yang melakukan kompetisi atau persaingan terkadang selalu menghalalkan segala cara agar dapat terlihat unggul dan menang dari orang lain. Inilah yang menyebabkan suasana kerja menjadi kurang menyenangkan. Ditambah lagi jika persaingan tersebut dilakukan dengan cara tidak sehat, seperti saling memfitnah, saling menjatuhkan, tidak kooperatif, tidak mau bekerjasama, dan persaingan-persaingan tidak sehat lainnya.

2. Menganggu kesehatan mental

Kompetisi di tempat kerja terkadang bisa membuat orang yang bersaing merasa stres dan cemas. Kompetisi terkadang membuat kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan akan selalu membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Hal inilah yang membuat kita tertekan dan berkeinginan untuk terus bersaing. Sehingga dapat menimbulkan rasa cemas, takut gagal dan kecenderungan untuk selalu membandingkan diri. Akibatnya kesehatan mental memburuk.

3. Merusak hubungan atau relasi

Persaingan di tempat kerja terkadang dapat menimbulkan perselisihan yang merusak hubungan antar karyawan. Sebab orang-orang yang memiliki jiwa kompetitif tinggi mengaggap segala sesuatu sebagai perlombaan dan selau terobsesi dengan kemenangan. Hal ini dapat memicu kecenderungan untuk bersikap egois dan tidak berempati. Selanjutnya dapat merusak hubungan sosial dan menghambat kemampuan kerjasama tim.

Itulah kelebihan dan kekurangan dari kompetisi di tempat kerja. Kompetisi atau persaingan di tempat kerja sebenarnya memiliki dampak baik bagi kinerja individu, dengan catatan kompetisi dikelola dengan baik dan tidak berlebihan.

Cara Terhindar dari Konflik di Tempat Kerja

Di tempat kerja kita pasti akan menemukan orang-orang yang memiliki sifat dan kepribadian yang beragam atau berbeda-beda. Sangat mungkin jika terjadi gesekan yang memicu perselisihan. Menurut penelitian, setidaknya 49% penyebab konflik dikarenakan perbedaan karakter dan prinsip tiap individu. Selain karakter, adanya perbedaan gaya kerja, permasalahan pribadi, dan latar belakang personal juga bisa menjadi pemicu konflik.

Maka dari itu tidak heran lingkungan kerja menjadi salah satu tempat yang rawan terjadinya konflik. Meskipun wajar dan biasa terjadi, alangkah baiknya untuk mengelola konflik dengan baik. Konflik di tempat kerja akan dampaknya sangat besar karena dapat mempengaruhi mood dan suasana kerja.

Konflik di lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi profesional individu tersebut. Perselisihan yang terjadi dapat menimbulkan dampak yang kurang sehat baik untuk diri sendiri maupun lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang tidak sehat akan menurunkan produktivitas kerja, dan dapat memperburuk kinerja perusahaan. Oleh karena itu kita harus menghindarinya.

Berikut cara menghindari konflik di tempat kerja:

1. Saling membantu satu sama lain

Ada pepatah mengatakan ‘Perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula’. Untuk itu jika kita ingin ditolong oleh orang lain jangan sungkan untuk sesekali mengulurkan bantuan jika ada teman atau rekan kerja yang mengalami kesulitan. Begitupun sebaliknya, jika kita mengalami kesulitan saat bekerja jangan sungkan untuk meminta bantuan rekan kerja lain. Karena sifat saling tolong menolong akan menciptakan hubungan yang akrab antar sesama rekan kerja. Dipercaya juga dapat menghindari konflik di tempat kerja.

2. Bersaing secara sehat

Persaingan merupakan hal yang biasa di tempat kerja. Sebagai karyawan di mana pun kita bekerja, pasti memiliki jiwa kompetitif dengan berbagai motivasi yang berbeda-beda. Persaingan di tempat kerja ini memang tidak bisa dihindari. Sisi positifnya, persaingan dapat meningkatkan motivasi para karyawan untuk terus meningkatkan kualitas kerjanya. Namun sisi negatifnya persaingan dapat menimbulkan konflik jika persaingan tersebut tidak sehat atau diam-diam saling menjatuhkan.

Jadi, agar tidak terjadi konflik kerja, bersainglah secara sehat. Hindari persaingan yang tidak sehat, misalnya dengan saling memfitnah, saling menjatuhkan, tidak kooperatif, tidak mau bekerjasama, dan lain sebagainya.

3. Saling menghargai pendapat

Dalam sebuah perusahaan, sangatlah mungkin setiap karyawan yang bekerja di dalamnya memiliki karakter dan sudut pandang yang beragam. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan latar belakang, pengalaman kerja, lingkungan, bahkan kepribadian. Perbedaan pendapat yang terjadi di lingkungan kerja inilah yang bisa menjadi tantangan tersendiri jika tidak dihadapi dengan baik. Sebab bisa saja memunculkan konflik yang berdampak negatif pada produktivitas, dan kemajuan perusahaan.

Oleh karena itu, hargai setiap perbedaan yang dimiliki oleh rekan kerja. Dengan adanya perbedaan pendapat justru mampu memberikan lebih banyak persepektif bagi kemajuan perusahaan. Coba untuk membuka diri dan mendengarkan serta menghargai setiap sudut pandang rekan kerja yang berbeda. Dengan begitu kita bisa belajar sesuatu yang baru dan menghasilkan solusi terbaik.

4. Hindari masalah personal

Konflik antar dua individu dapat dipicu oleh permasalahan pribadi atau personal. Jika penyebab konflik demikian, maka sebaiknya tidak meyeret masalah pribadi ke ranah publik. Usahakan untuk menyelesaikan masalah pribadi pada saat di luar jam kerja. Satu hal yang harus ditanamkan, yaitu selalu mengedepankan kepentingan perusahaan. Ini merupakan wujud dari profesionalitas kita saat berada di lingkungan kerja.

Itulah beberapa cara menghindari konflik di tempat kerja. Namun, jika konflik sudah terlanjur terjadi yang paling penting usahakan untuk tetap berkepala dingin. Utamakan pemecahan konflik yang terbaik bagi semua pihak. Sekecil apapun konflik kerja upayakan untuk segera diselesaikan. Jangan dibiarkan terlalu lama atau berlarut-larut. Konflik besar bermulai dari konflik-konflik kecil yang tidak terselesaikan dengan baik.

Cara Membangun Kerjasama Tim

Membangun tim kerja yang baik dan solid merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam organisasi atau perusahaan. Membangun tim kerja yang solid dipercaya dapat membantu dan mendukung pekerjaan guna mencapai tujuan dan kemajuan perusahaan.

Namun membangun tim kerja yang solid dan kompak bukanlah perkara mudah. Sebab sebuah tim pasti terdiri lebih dari satu orang, yang memiliki peran, tanggung jawab dan pemikiran yang berbeda-beda. Inilah mengapa sulit untuk membangun kerjasama yang solid. Ditambah lagi, tidak semua anggota tim dapat bekerja efektif dan menghasilkan kinerja yang optimal.

Berikut cara membangun kerjasama tim yang solid dan kompak:

1. Samakan visi dan misi tim

Agar tim kerja solid, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami visi dan misi bersama yang ingin dicapai. Seluruh anggota tim harus benar-benar memahami dan berkomitmen untuk memenuhi tujuan tersebut. Sejak awal perusahaan pasti sudah menjelaskan harapan apa yang mereka miliki terhadap tim yang dibentuk. Kejelasan ini diharapkan dapat membuat anggota tim memiliki ekspektasi yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawabnya.

2. Saling membangun kepercayaan

Rasa saling percaya merupakan komponen terpenting untuk membangun kerjasama yang baik dalam sebuah tim. Meskipun tidak mudah untuk percaya pada orang lain, namun kepercayaan terhadap sesama anggota tim sangat penting untuk meminimalisir terjadinya konflik. Untuk itu mulailah membangun hubungan kerja yang dilandasi saling percaya, baik dengan pimpinan maupun dengan anggota tim lainnya.

3. Membangun komunikasi yang baik

Membangun komunikasi yang baik antar sesama anggota tim memang gampang-gampang susah. Namun tidak bisa dianggap sepela. Komunikasi yang buruk akan membuat hubungan menjadi renggang dan pekerjaan pun menjadi berantakan. Sebaliknya, komunikasi yang baik dengan anggota tim dapat membuat pekerjaan berjalan lancar.

Maka dari itu lakukan komunikasi secara intensif dan rutin. Dengan begitu dapat terbentuk budaya kerja positif yang saling membantu dan saling memberikan masukan serta ide-ide baru yang mendukung kerjasama tim.

4. Pahami peran dan tanggung jawab masing-masing

Meskipun mempunyai tujuan serta visi dan misi yang sama, namun setiap anggota tim tidak selalu mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Sebagai anggota tim, kita harus memahami tanggung jawab dan tugas masing-masing. Pembagian kerja juga harus jelas dan dibagi secara merata. Sehingga setiap anggota dapat fokus dan bertanggung jawab dengan tugasnya.

5. Melakukan evaluasi secara berkala

Melakukan evaluasi secara rutin dan berkala sangat penting dalam kerjasama tim. Ini bertujuan untuk melihat berbagai masalah atau kendala yang sedang dihadapi tim. Melalui evaluasi berkala dapat segera antisipasi masalah yang mungkin terjadi atau mencari solusi untuk mengatasi masalah. Anggota tim pun dapat memberikan masukan, agar proses kerja selalu berada di jalur yang telah direncanakan sebelumnya.

Sebuah tim yang ingin berkembang dan bergerak maju, maka harus bisa menganalisis apa saja hal yang dapat menghalangi kinerja dan strategi apa yang perlu dilakukan. Tim harus mengadakan rapat rutin untuk melihat kinerja setiap anggota tim.

Our Partner